Bentrok terjadi antara warga Enarotali, Kabupaten Painai, Papua dengan aparat kepolisian dan TNI. Akibatnya, 5 orang warga dilaporkan tewas. Situasi di Painai, Senin (08/12), mencekam. Ratusan warga berkumpul sekitar 100 meter dari kantor polsek dan Koramil Enarotali.
Bentrokan berawal ketika sebuah jalan umum di Kabupaten Paniai dipalangi jalan oleh ratusan warga kampung. Mereka melakukan demonstrasi sambil membawa panah. Aksi ini dipicu oleh kasus penganiayaan terhadap seorang anak, sehari sebelumnya. warga menuduh penganiayaan itu dilakukan aparat.
Dalam aksinya, warga melempari Koramil yang letaknya tidak jauh dari lokasi pemalangan jalan. Kantor Polsek yang lokasinya berdekatan juga, menjadi sasaran. Kapolres setempat telah membujuk warga untuk membuka palang karena telah mengganggu lalu lintas, tapi warga menolak.
Upaya paksa membuka blokade jalan tersebut, berujung bentrokan. Warga menyerang kantor Polsek dan Koramil yang letaknya berdekatan.
Pasca bentrokan itu, situasi semakin mencekam. Ratusan warga berkumpul dengan membawa 5 jenazah korban penembakan. Titik kumpul warga hanya sekitar 100 meter dari kantor polsek dan Koramil Enarotali.
Ketua Adat Paniai John NR Gobai mengatakan, warga bertahan di Lapangan Karel Gobai untuk meminta pertanggungjawaban aparat keamanan atas tewasnya rekan mereka."Massa masih berada di lapangan bersama 5 jenazah yang tewas. Mereka ingin meminta pertanggungjawaban aparat, kenapa mereka menembaki warga sipil tak berdosa," ucap Gobai.
Ia meminta, Kapolda dan Pangdam Cendrawasih bertanggung jawab dan segera memeriksa anggotanya yang terlibat dalam penembakan itu. Ia juga berharap, kasus tersebut segera tuntas dan pelaku dapat diproses secara hukum dan terbuka. Sebagai bentuk "ganti rugi", warga menuntut aparat membayar "denda kepala" sebesar Rp100 miliar.
Juru Bicara Polda Papua Kombes Pudjo Sulistyo Hartono mengatakan, pihaknya hingga kini masih mencoba melakukan langkah-langkah persuasif. Ia tak memungkiri jika saat ini situasi di Enarotali masih mencekam.
Ia menengarai, kasus penembakan itu dilakukan kelompok separatis. Menurut dia, ada pihak-pihak yang ingin memperkeruh suasana menjelang Natal.
"Situasi masih mencekam, warga masih di lapangan Karel Gobai. Kita masih coba langkah persuasif dengan melibatkan tokoh-tokoh di sana untuk memediasi," ucapnya.
Pudjo meminta, warga Paniai, khususnya Enarotali tidak mudah terprovokasi dengan hasutan seseorang atau kelompok, yang mencoba menciptakan situasi tak aman di Paniai.
"Kami menduga ada provokator yang mencoba menciptakan terjadinya pelanggaran HAM di sana, untuk itu massa jangan terprovokasi. Sedangkan untuk aparat TNI maupun Polri agar tetap tenang dan bertindak profesional."
© Copyright 2024, All Rights Reserved