Kondisi sirine peringatan dini tsunami di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, memprihatinkan. Dari 8 sirine aktif yang dipasang di wilayah tersebut, ternyata kini tidak satupun yang berfungsi.
"Empat sirine peringatan dini tsunami belum aktif, empat lainnya didukung dengan repeater, karena repeater tersebut digondol maling akhirnya semua sirine tidak aktif," kata Pejabat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pesisir Selatan, S. Marpaung, di Painan, Selasa (25/04).
Untuk sementara waktu BPPD telah menyosialisasikan hal tersebut kepada masyarakat yang berdekatan dengan pos sirine peringatan dini tsunami.
"Harapan kami mereka berkenan menyalakan sirine jika sewaktu-waktu terjadi gempa berpotensi tsunami dengan dasar informasi yang valid. Apakah itu melalui teks berjalan di televisi ataupun informasi langsung dari kami," terang dia.
Marpaung menambahkan, Pesisir Selatan sebenarnya membutuhkan lebih banyak lagi sinere peringatan tsunami mengingat garis pantainya yang mencapai 234 kilometer. "Minimal harus ada dua hingga tiga kali lipat dari jumlah yang sekarang dan hal tersebut sudah kami wacanakan," kata dia.
BPBD memperkirakan terdapat 260 ribu warga yang bermukim di sepanjang pantai rawan tsunami dan untuk menyiasati hal itu telah membentuk 182 Kelompok Siaga Bencana (KSB) yang tersebar di 15 kecamatan.
"Masing-masing KSB terus kami pantau karena keberadaannya merupakan perpanjangan tangan kami dari BPBD dan masing-masing KSB terus diberikan pelatihan," ujarnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved