Aksi protes menentang tindakan polisi yang diduga menyebabkan seorang warga kulit hitam meninggal dunia berlangsung di sejumlah kota di Amerika Serikat. Sedikitnya 60 orang ditangkap polisi saat mereka menggelar protes.
Demonstrasi yang tadinya hanya berpusat di Kota Baltimore, tempat insiden terjadi, kini semakin meluas. Di New York, beberapa ratus orang berkumpul di Union Square. Mereka menyerukan, “tiada keadilan, tiada perdamaian” dan “tangan di atas, jangan tembak”.
Unjuk rasa menentang aksi polisi juga terjadi di kota-kota besar lain, seperti di Washington DC, Boston, dan Minneapolis.
Departemen Kehakiman AS telah memulai penyelidikan bagaimana seorang pria kulit hitam bernama Freddie Gray meninggal dunia. Gray diketahui meninggal akibat menderita cedera punggung setelah ditahan polisi.
Sejumlah saksi mata mengatakan, beberapa polisi mendekati Gray pada 12 April lalu. Tanpa diketahui sebabnya, Gray berlari menjauhi polisi-polisi tersebut. Kemudian, sekitar pukul 08.40, Gray ditahan di Jalan Presbury, Baltimore.
Selang 15 menit kemudian sebuah mobil mengangkut para polisi dan Gray dalam kondisi sadar dan berbicara. Namun, pada pukul 09.24 polisi meminta bantuan paramedis untuk membawa Gray ke rumah sakit.
Gray dimakamkan pada Senin, 27 April lalu. Sesaat kemudian, aksi unjuk rasa menentang tindakan polisi berlangsung di depan Balai Kota Baltimore.
Namun, aksi itu disusul oleh kerusuhan, pembakaran, dan penjarahan terjadi secara masif di Baltimore. Unjuk rasa yang dipicu oleh masalah antara polisi dan warga kulit hitam sudah beberapa kali terjadi di AS.
Aparat menerapkan jam malam yang diberlakukan pukul 22.00 hingga 05.00 Namun, massa menolak kebijakan itu dan justru menggelar pawai di jalan-jalan Kota Baltimore.
Peristiwa kerusuhan yang dipicu oleh masalah antara polisi dan warga kulit hitam, juga pernah terjadi di Kota Ferguson, Negara Bagian Missouri, pertengahan tahun 2014 lalu. Sejak itu, sejumlah insiden serupa beberapa kali berlangsung.
© Copyright 2024, All Rights Reserved