Ancaman bangsa sekarang sudah masuk dalam sendi-sendi kehidupan diantaranya paham-paham radikal, terorisme, tayangan-tayangan media yang memperlihatkan kekerasan yang merupakan rekayasa sosial.
Demikian dikatakan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo saat memberikan Kuliah Umum dihadapan ribuan Mahasiswa dan Mahasiswi Universitas Lampung (Unila), Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan unsur Pemda Kabupaten Kota se-Provinsi Lampung, di Gedung Serba Guna Unila, Lampung, Rabu kemarin.
“Masyarakat kita yang tadinya santun, gotong royong dan rukun, tiba-tiba menjadi berubah sampai terjadi pembunuhan sadis, perkelahian antar suku, agama dan antar kelompok warga. Bahkan yang sangat memprihatinkan adalah terjadinya 22 kasus dalam tiga tahun yaitu pembakaran kampus yang dilakukan oleh mahasiswa. Hal ini merupakan bentuk ancaman dari tangan-tangan jahat yang tidak terlihat merekayasa semuanya,” tambah Panglima TNI.
Dalam pembekalan yang bertema “Dalam Perjuangan Menuju Indonesia Raya Peran Civitas Akademika Sangat Strategis” itu, Panglima TNI menjelaskan bahwa, Indonesia tengah mewaspadai penyebaran Proxy War.
Salah satu jenis peperangan ini masuk ke kategori perang yang mematikan. Proxy War diartikan sebagai peristiwa saling adu kekuatan di antara dua pihak yang bermusuhan, dengan menggunakan pihak ketiga. Pihak ketiga ini dijelaskan sebagai pihak yang tidak dikenal oleh siapapun, kecuali pihak yang mengendalikannya dari jarak tertentu. Oleh karena itu, pihak-pihak seperti mahasiswa, ormas, lembaga masyarakat, dan perorangan disinyalir mudah menjadi boneka atau pihak ketiga tersebut.
“Saat ini sudah terasa yakni adanya Proxy War sudah mulai kita waspadai karena sudah menyusup ke sendi-sendi kehidupan berbangsa, bernegara dan berkeluarga. Caranya dengan menguasai media di Indonesia, dengan menciptakan adu domba TNI-Polri, rekayasa sosial, perubahan budaya, pemecah belah partai dan penyelundupan Narkoba sudah jauh-jauh hari dilakukan,” ujar Gatot.
Guna mengatasi permasalahan tersebut, menurut Panglima TNI maka semua komponen bangsa harus membekali diri dengan ilmu pengetahuan yang cukup, keahlian sesuai bidangnya, menempa diri dengan pengalaman yang nyata di lapangan. Dengan demikian akan terbentuk karakter individu bangsa Indonesia yang kuat dan berwawasan kebangsaan. Pada akhirnya, dengan kekuatan karakter individu yang kuat tersebut, bangsa Indonesia akan mampu melawan dan menghancurkan Proxy War di Indonesia.
Panglima TNI menegaskan, agar kita tidak menyerah terhadap semua ancaman, sebab kita memiliki modal geografi dengan potensi menjadi negara agraris yang berkelimpahan sumber daya alam. Sebagai negara maritim, kita memiliki sumber daya alam kelautan yang melimpah. Jika kedua potensi tersebut dikelola dan dikembangkan, maka akan menjadi daya tawar yang sangat besar bagi bangsa Indonesia.
“Keyakinan saya, para pemuda-lah yang harus menjadi motor penggerak pemersatu dan kemajuan bangsa. Raihlah mimpimu, ajaklah teman-temanmu meraih mimpi bersama-sama dalam mewujudkan Indonesia yang jaya,” pungkas Panglima TNI.
Turut serta dalam acara tersebut diantaranya, Asintel Panglima TNI Mayjen TNI (Mar) Faridz Washington, Aspers Panglima TNI Marsda TNI Bambang Samoedro, Aslog Panglima TNI Marsda TNI Nugroho Prang Sumadi, Aster Panglima TNI Mayjen TNI Wiyarto dan Kapuspen TNI Mayjen TNI Tatang Sulaiman.
© Copyright 2024, All Rights Reserved