Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menangkap seorang terduga anggota teroris kelompok Mujahidin Indonesia Timur, pimpinan Santoso. Penangkapan ini dilakukan di wilayah Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat pada Jumat (22/01) malam.
”Kita tangkap R di Bantargebang, Bekasi. Keterlibatannya sebagai pendukung logistik kelompok Santoso. Sekarang (R) masih dibawa untuk pengembangan di Sulawesi Tengah,” ternag Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Suharsono kepada pers di Mabes Polri, Jakarta, Senin (25/01).
R ditangkap di sebuah kontrakan di Gang Masjid, Jalan Tengah RT 04/01, Bantargebang, Bekasi. Ia juga diduga terkait kelompok Hendro Fernando Cs yang dibekuk di Bekasi pada 15 Januari kemarin.
Seperti diberitakan, Hendro Cs ini rencananya melakukan aksi serta dukungan terhadap kelompok Santoso. Hendro Fernando alias FS alias AJ alias JT sudah menerima transfer dana sebanyak Rp1 miliar dari beberapa kali pengiriman. Dana dikirimkan oleh tokoh teror Indonesia, Bahrum Syah, yang juga merupakan pimpinan militer laskar Indonesia di Suriah.
Dalam kelompok Hendro ini ada 3 orang lain yang juga telah dibekuk. Mereka adalah Sutrisno alias Gondrong alias Polo alias Ahmad, Siadi Fitriana alias Cungkring alias Ceking, dan Budiono alias Abu Malik.
Dari kelompok ini disita sembilan pucuk senjata api yang mereka dapatkan dari napi kasus terorisme yang mencuri senjata milik sipir, ditempat mereka ditahan, di Lapas Tangerang.
Terkait penangkapan ini, Suharsono mengatakan, polisi belum bisa memastikan apakah ada keterlibatan kelompok Santoso dalam serangan di kawasan Thamrin Jakarta, beberapa wakt lalu. “Ini masih didalami oleh penyidik, tolong beri waktu."
Soal apakah kelompok Santoso sudah melebarkan sayap ke Jawa, di luar wilayah operasi mereka yang biasanya di Sulawesi, Suharsono mengatakan kelompok tersebut bisa beroperasi melalui sel-sel kecil. "Mereka bergerak terpisah maupun bergabung (dalam kelompok besar)," ujarnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved