Presiden keenam Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan 6 saran kepada penerusnya yakni Presiden Joko Widodo (Jokowi). Saran tersebut diberikan terkait gejolak ekonomi global yang berdampak terhadap Indonesia. Saran yang disampaikan SBY berdasarkan pengalamannya memimpin Indonesia selama 10 tahun.
"Kalau saya lihat, apa sih yang dirasakan rakyat, kemunduran ekonomi, baik karena faktor internal dan eksternal. Menurut saya, ada sejumlah sasaran yang harus dicapai pemerintah didukung dunia usaha, semua kepala daerah, dan kita semua," kata SBY di Cikeas, Bogor, Kamis malam (27/08)..
Usulan pertama, SBY meminta pemerintah menjaga pertumbuhan ekonomi agar tidak terus menurun. SBY khawatir jika penurunan pertumbuhan ekonomi sampai di bawah 4 persen karena dapat membawa dampak luar biasa untuk seluruh lapisan masyarakat.
Menurut SBY, jika pertumbuhan ekonomi sampai di bawah 4 persen, itu akan memicu PHK, peningkatan pengangguran, dan kemiskinan.
"Pastikan rakyat bisa beli kebutuhan rumah tangga. Tidak salah bantu rakyat dengan kucurkan APBN. Kalau investasi sedang berhenti, bikin sesuatu agar investasi jalan kembali. Kalau dunia usaha lesu, kasih insentif. Pastikan ada stimulus, ada ekspansi," urai SBY.
Usulan kedua yakni, SBY meminta pemerintah menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok. SBY berharap pemerintah membuat terobosan untuk mengembalikan harga kebutuhan pokok dalam angka yang wajar dan memastikan stoknya tersedia.
Usulan ketiga, SBY menyarankan pemerintah memberi insentif kepada pelaku usaha. Usulan ini dia yakini mampu meringankan beban pengusaha swasta dan meminimalisasi terjadinya PHK secara masif.
Usulan keempat, SBY berharap pemerintah membuat terobosan untuk menjaga nilai tukar rupiah tidak tembus Rp15.000 per US$.
SBY yang juga Ketua Umum Partai Demokrat itu menilai penurunan nilai tukar rupiah akan memberikan dampak psikologis yang luar biasa jika melampaui batas kewajaran tersebut.
Usulan kelima, SBY meminta pemerintah dengan cermat menggunakan ruang fiskal. Nominal APBN harus dibuat dengan pas.
"Saya kira pemerintah sudah mengerti. Pastikan fiskal di tangan pemerintah, realistik, tepat sasaran, targetnya jelas. Jangan sampai tidak pas penerimaan dan pembelanjaan," kata SBY.
Usulan terakhir atau keenam, SBY berharap pemerintah dapat menjaga kepercayaan publik meski ekonomi sedang bergejolak. SBY mendorong agar pemerintah terbuka, mengakui terjadinya masalah, menentukan solusi, dan bertindak nyata.
"Meski berat, kita semua tahu ini karena pengaruh global. Saya tidak menyalahkan pemerintah, Presiden, yang penting tenangkan rakyat. Pemerintah punya solusi, punya kebijakan, dan jalankan," kata SBY.
SBY mengakui masalah ekonomi juga pernah terjadi pada era kepemimpinannya. Oleh karena itu, SBY menolak menyalahkan pemerintah saat ini terhadap gejolak ekonomi yang terjadi.
SBY yakin Presiden Jokowi mampu mengambil kebijakan tepat karena didampingi oleh figur-figur yang kompeten dalam bidang ekonomi, seperti Wapres Jusuf Kalla, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menko Maritim Rizal Ramli, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Gubernur BI Agus Martowardojo, dan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
"Saya menggarisbawahi enam hal ini. Saya tahu pemerintah mengetahui banyak hal, tetapi barangkali pengalaman saya bisa bermanfaat," ujar SBY.
© Copyright 2024, All Rights Reserved