Mantan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Ban Ki-moon, membatalkan rencananya untuk mencalonkan diri sebagai presiden Korea Selatan. Sikap itu diambilnya menyusul upaya pemakzulan karena skandal korupsi dan kolusi presiden Korsel saat ini, Park Geun-hye.
Ban mengaku kecewa atas cara-cara egois sejumlah politisi dan memprotes sejumlah berita palsu tentang dirinya. Kepada wartawan usai pertemuan dengan para pemimpin partai konservatif di parlemen, Ban menyatakan telah menjadi subyek fitnah dan pembunuhan karakter di media.
Ban mengaku menyerah atas rencana patriotiknya untuk memimpin perubahan politik di negaranya.
“Dengan semua berita palsu, niat saya atas perubahan politik tidak terlihat dan semua yang tersisa hanya kesan buruk untuk keluarga dan diri saya, dan demi kehormatan PBB, tempat saya menghabiskan waktu selama 10 tahun terakhir,” ujar Ban kepada pers, Rabu (01/02).
Saat ini, Korsel tengah menghadapi krisis politik setelah terungkapnya skandal Park. Jika mosi pemakzulan disetujui oleh Mahkamah Konstitusi (MK), maka Park harus berhenti dan pemilu akan digelar 2 bulan kemudian. Keputusan MK kemungkinan dikeluarkan akhir bulan Februari atau awal Maret.
Setelah Ban mundur, politisi yang ingin mencalonkan diri sebagai pengganti Park semuanya berasal dari partai-partai oposisi yang mengharapkan kedekatan dengan Tiongkok dan Korut, dibandingkan dengan Amerika Serikat (AS) dan Jepang.
Di antaranya, Lee Jae-myung, yaitu walikota berusia 52 tahun yang menyerukan pendekatan konfrontatif kepada AS dan pemeriksaan mendalam kepada para konglomerat yang disebut “chaebol”.
Sementara itu, calon lainnya, Moon Jae-in (64) menyerukan hubungan lebih kuat dengan Washington dan mengaku tidak percaya bahwa mempertimbangkan ulang sistem pertahanan rudal bisa merusak relasi kedua negara.
Moon adalah mantan anggota parlemen dari partai oposisi terbesar Korsel yang kalah dalam pemilu presiden melawan Park pada 2012. Moon berhasil mengungguli Ban dalam jajak pendapat terbaru.
© Copyright 2024, All Rights Reserved