Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah menggelar gerakan peduli koin nasional berjudul “Bela Kalteng” singkatan dari “Belanjakan Logam Anda, Kantong Lebih Enteng”, Sabtu (20/08).
Gerakan ini digencarakan karena penggunaan uang logam atau koin oleh masyarakat masih kurang optimal. Secara nasional dalam satu dasawarsa terakhir jumlah uang logam yang diproduksi mencapai Rp6 triliun tapi yang kembali hanya Rp900 miliar atau 16 persen dari total yang diproduksi.
“Kami melihat di masyarakat ada fenomena uang logam itu tidak optimal perputarannya dan beberapa pedagang ritel mulai menggunakan pengembalian bukan dalam bentuk uang tapi dalam bentuk barang seperti permen dan sejenisnya,” kata Deputi Kepala Kantor Bank Indonesia Kalimantan Tengah Bidang Ekonomi Moneter, Statistik, dan Survei, Setian, di Palangkaraya, Sabtu pagi.
Setian mengatakan, dari fenomena itu muncul kecenderungan pedagang untuk meningkatkan harga barang-barang. “Jika tidak ada uang kembalian, pedagang ritel akan membulatkan ke atas,” ujar Setian.
Gerakan koin nasional “Bela Kalteng” akan digelar pukul 08.00-12.00 di halaman kantor BI Kalteng, di Palangkaraya. Masyarakat tampak antusias membawa uang logam dan menukarkannya ke Bank Indonesia.
Disediakan suvenir bagi 100 penukar pertama dan doorprize berupa televisi, lemari es, dan sepeda. “Ditargetkan kegiatan ini bisa menyerap Rp25 juta uang logam,” kata Deputi Kepala Kantor Bank Indonesia Kalimantan Tengah Bidang Sistem Pembayaran dan Manajemen Intern Harif Winanto.
Di Kalimantan Tengah, pada 2014 Bank Indonesia mengeluarkan Rp5,7 miliar uang logam, tetapi yang kembali hanya Rp476 juta. Adapun pada 2015, Bank Indonesia mengeluarkan Rp6,7 miliar uang logam, tetapi yang kembali hanya Rp310 juta.
Sedangkan pada 2016 hingga semester satu, Bank Indonesia mengeluarkan Rp4,2 miliar dan yang kembali hanya Rp1,1 juta.
© Copyright 2024, All Rights Reserved