Bank Indonesia (BI) memberikan sinyal belum akan menurunkan tingkat suku bunga acuan (BI rate) dalam waktu dekat ini. Pelonggaran kebijakan moneter yang akan dilakukan BI sebagai bank sentral, belum tentu terkait dengan kebijakan penurunan BI rate dan bisa berbentuk kebijakan lain.
"Kebijakan moneter itu tidak harus dilihat hanya suku bunga, bisa saja instrumen lain dari kebijakan moneter," ujar Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara kepada pers di Surabaya, Jumat (30/10).
Mirza tidak menyebutkan instrumen lain dari kebijakan moneter selain penyesuaian suku bunga acuan. Namun ia memastikan, adanya ruang untuk pelonggaran kebijakan moneter melihat laju inflasi serta kinerja defisit transaksi berjalan hingga akhir tahun.
"Ruang pelonggaran moneter karena 2 faktor utama. Satu, inflasi kita kita bisa di bawah 4 persen tahun ini. Kedua, CAD atau defisit transaksi berjalan kita itu terkendali di bawah 2,5 persen dan bisa di 2,1 persen," ujarnya.
Terkait penurunan cadangan devisa, Mirza menyebutm tidak perlu dikhawatirkan karena kondisi itu juga terjadi di berbagai negara berkembang lainnya sebagai antisipasi terhadap kemungkinan kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau The Fed.
"Memang kita harus mengatasi gejolak di negara berkembang terkait dengan penguatan suku bunga Amerika. Tapi cadangan devisa kita masih di atas 6,5 bulan impor dan juga untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah. Jadi tidak harus khawatir," tandas dia.
Hingga kini, rapat Dewan Gubernur (RDG) BI masih mempertahankan BI Rate diposisi 7,5 persen diturunkan 25 basis poin pada Februari 2015.
© Copyright 2024, All Rights Reserved