Direktur FSB Rusia Alexander Bortnikov menyatakan, kecelakaan pesawat penumpang A320 EgyptAir yang terbang dari Paris ke Kairo pada Kamis pagi (19/05), kemungkinan besar terjadi akibat aksi terorisme.
"Anda tentu tahu apa yang terjadi dengan pesawat Rusia di Mesir (serangan teroris di atas Semenanjung Sinai pada 2015). Kemungkinan besar, ini adalah serangan teroris lainnya, yang menewaskan 66 penumpang dari berbagai negara," kata Bortnikov.
Namun, hingga kini Rusia belum mengumumkan penangguhan penerbangan ke Prancis, khususnya dengan Bandara Internasional Charles de Gaulle, yang menjadi bandara keberangkatan A320.
Dalam sebuah konferensi pers terkait hilangnya pesawat, Menteri Penerbangan Sipil Mesir Sherif Fathi juga mengungkapkan kemungkinan serangan teroris lebih tinggi dari kemungkinan kesalahan teknis.
Sebelumnya dalam sebuah wawancara dengan stasiun radio “Europe 1”, mantan kepala Biro Penyelidikan dan Analisis Keselamatan Penerbangan Sipil Prancis (Bureau dEnquêtes et dAnalyses pour la Sécurité de lAviation Civile/BEA) Jean-Paul Troadec juga mengatakan, kecelakaan tersebut “hampir pasti” terjadi akibat serangan teroris.
“Baik masalah teknis, kebakaran, maupun kegagalan mesin tidak akan menyebabkan bencana secara instan. Para awak akan punya waktu untuk bereaksi,” kata Troadec.
Pesawat EgyptAir MS804 menghilang dari radar ketika berada 280 kilometer dari pesisir pantai Mesir dan terbang di atas Laut Tengah. Seorang awak kapal dagang Yunani mengklaim bahwa dia melihat “api di langit” tepat pada saat pesawat dinyatakan hilang kontak. Pesawat tersebut diketahui membawa penumpang dari 12 negara, termasuk 30 orang Mesir dan 15 orang dari Prancis.
© Copyright 2024, All Rights Reserved