Marine Science Diving Club (MSDC) Universitas Hasanuddin menggelar diskusi kemaritiman dengan tema “Masa Depan Laut, Pesisir dan Pulau-pulau kecil Kota Makassar.” Acara ini digelar di Ruang Sidang Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Unhas, Kamis (22/10), mulai pukul 10.00 WITA.
Stering Comitte acara ini, Azry Febriawan mengatakan, Kota Makassar yang merupakan ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan dengan luas areal 175,79 km2 memiliki potensi besar di bidang laut, pesisir dan pulau-pulau kecil. Provinsi ini memiliki garis pesisir pantai sepanjang 36,1 Km, serta garis pantai pulau-pulau dan gusung sepanjang 16,7 km. “Kota Makassar juga mempunyai 12 pulau kecil,” ujarnya melalui rilis kepada politikindonesia.com.
Akan tetapi, tambah Azry, dengan semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk dan pesatnya kegiatan pembangunan di wilayah pesisir bagi berbagai peruntukan seperti pemukiman, perikanan, pelabuhan, obyek wisata dan lain-lain memberikan tekanan ekologis terhadap ekosistem dan sumberdaya pesisir, laut dan pulau-pulau kecil semakin meningkat.
“Meningkatnya tekanan ekologi ini tentunya akan dapat mengancam keberadaan dan kelangsungan ekosistem dan sumberdaya pesisir, laut dan pulau-pulau kecil yang ada disekitarnya,” jelas Azry.
Hal lain yang lebih memprihatinkan, adalah kecenderungan kerusakan lingkungan pesisir lebih disebabkan paradigma dan praktek pembangunan yang selama ini diterapkan belum sesuai dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.
“Hal ini pula yang terjadi di Kota Makassar. Seperti yang mencuat di permukaan dimana masih maraknya akvititas pemanfaatan yang tidak ramah lingkungan seperti ilegal fishing, pencemaran dan rekalamsi pantai,” ujar mahasiswa Kelautan Unhas ini.
Kerusakan lingkungan ini pun sudah terlihat dari beberapa hasil riset seperti kerusakan terumbu karang yang semakin meningkat dimana telah mencapai presentase 60 persen. Hal serupa terjadi pada ekosistem mangrove dan lamun.
Selanjutnya, permasalahan yang akhir-akhir ini ramai diperbincangkan yakni semakin maraknya aktivitas reklamasi di sepanjang pesisir Kota Makassar. Bahkan, Panitia Khusus (Pansus) Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kota Makassar telah melegalkan aktifitas penimbunan laut untuk kepentingan komersialisasi.
“Sebagai respon terhadap kondisi ini, MSDC UNHAS melaksanakan Talk Show Kemaritiman dengan harapan menggali informasi serta pandangan dari berbagai pihak serta merefleksi kualitas pembangunan masa depan laut, pesisir dan pulau-pulau Kecil Kota Makassar,” tandas Azry.
Sementara Ketua Panitia Talk Show ini, Ratna Sari menyampaikan, akan menghadirkan 5 pembicara yakni Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Unhas, Rahman Bando, Ketua Pansus RTRW, Wahab Tahir, Dekan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Unhas, Prof Jamaluddin Jompa, Direktur Blue Forests, Yusran Nurdin, dan Perwakilan Reef Check Indonesia, Derta Prabuning.
“Kami sengaja menghadirkan pembicara perwakilan dari pemerintah, legislatif, akademisi, dan lembaga swadaya masyarakat dengan harapan dalam talk show ini didapatkan solusi pembangunan pesisir yang pro terhadap rakyat,” jelas Ratna.
Ratna menambahkan, talk show ini dilaksanakan dalam rangka untuk memperingati Reef Check Day 2015 yang diperingati setiap tanggal 23 Oktober.
© Copyright 2024, All Rights Reserved