Kementerian Pertanian terus melakukan pemantuan harga daging sapi dengan melakukan inspeksi mendadak ke sejumlah pasar di Jakarta dan sekitarnya. amun, rupanya sidak yang dilakukan seperti sebuah drama. Saat sidak daging segar dijual dengan harga Rp85.000 per kilogram (kg). Begitu sidak selesai, harga daging segar kembali normal menjadi Rp120.000-Rp130.000 per kg.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menampik tundingan tersebut. Pihaknya terus melakukan operasi pasar untuk menstabilkan harga daging sapi sesuai dengan intruksi presiden Rp80.000 per kg. Bahkan, pihaknya mengklaim harga daging di sejumlah pasar sudah dijual dengan harga Rp80.000 per kg.
"Ini merupakan sebuah prestasi, padahal kita baru mulai seminggu lalu menjual daging beku di 18 pasar tradisional. Namun cara itu sudah bisa mempengaruhi harga daging sapi di pasar," katanya kepada politikindonesia.com di Pasar Kramat Jati Jakarta, Kamis (30/06).
Dia mengakui masih mahalnya harga daging sapi di pasar karena program daging murah yang dicanangkan Jokowi belum merata. Adapun daging beku yang berada di pasaran saat ini merupakan daging lokal. Pihaknya sudah gelontorkan 9.000 ton daging sapi beku atau setara dengan 52.900 ekor sapi.
"Saat ini intinya masyarakat bisa menikmati daging murah. Karena yang dicari masyarakat bukan beku atau segar, tapi masyarakat butuh proteinnya. Makanya, kami bekerjasama dengan PD Pasar Jaya untuk menyebar daging beku ini ke pasaran. Saat ini daging sapi beku itu sudah tembus ke lapak-lapak," ujarnya.
Menurutnya, pengecekan harga daging sapi di sejumlah pasar tradisional baru saja dilakukan. Karena pihaknya mendengar para pengusaha feedloter akan menaikan harga daging sapi 4 hari menjelang Lebaran. Diharapkan hal itu tidak akan terjadi, sebab pihaknya akan terus melakukan pengecekan dan yakin para pedagang akan tetap menjual daging dengan harga Rp80.000 per kg secara permanen hingga sesudah Lebaran.
"Masuknya daging sapi beku ke lapak di pasar tradisional, bukan untuk mematikan pedagang daging di pasar tersebut. Justru hal itu, kami lakukan untuk memotong rantai pasok. Sehingga ke depannya, para pedagang tidak perlu lagi lewat jagal, jadi dari perusahaan langsung masuk ke pasar. Pedagang sudah bisa menjual daging sapi dengan harga murah. Jadi mereka sudah bisa mengambil untung hingga Rp10.000 per kg," ucapnya.
Sementara itu, sejumlah pedagang daging di Pasar Kramat jati dan Pasar Santa menyatakan keinginan presiden untuk menjual daging sapi seharga Rp80.000 per kg itu tidak mungkin karena mereka membelinya sudah dengan harga di atas Rp100.000 per kg. Pedagang pun tak mau merugi.
"Apalagi dua hari menjelang Lebaran, kemungkinan kami akan menjual daging hingga Rp150.000 per kg. Karena harga daging yang kami jual sudah disesuaikan dengan harga sapi yang dibeli para penjagal. Hanya tetelan atau daging bahan baku bakso yang harganya masih Rp80.000 per kg," ujar pedagang daging di Pasar Santa, Ali Syahbana.
Diakui, seluruh pedagang daging sapi di pasar tersebut tak merasa keberatan dengan lapak tempatnya berdagang berdampingan dengan daging sapi beku. Karena masyarakat sekitar tetap memilih daging segar yang bisa langsung diolah.
"Akan tetapi, rata-rata masyarakat di daerah ini tidak mau mengonsumsi daging impor alasannya sudah lama dan tidak segar sehingga rasanya pun kurang. Selain itu juga banyak lemaknya. Bahkan ada masyarakat yang ragu mengonsumsi daging impor karena sapi yang disembelih tidak menggunakan adgat secara Islam," katanya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved