Ekonom dari Universitas Gadjah Mada (UGM) A Tony Prasetiantono menganggap proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung tidak masuk akal. Kelayakan proyek pembangunan kereta cepatJakarta-Bandung tersebut dipertanyakan.
"Menurut hemat saya, proyek kereta cepat ini tidak masuk akal," kata Tony Prasetiantono dalam diskusi di Bank Indonesia (BI), Kamis (28/04).
Tony menjelaskan, di dalam ekonomi ada istilah economics of skillyang terkait erat dengan efisiensi. Proyek kereta cepat akan efisien apabila dibangun dengan jarak yang panjang. Sementara itu, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung memiliki panjang sekitar 140 kilometer.
Menurut Tony, jarak yang hanya sekira 140 kilometer ini masih terlampau pendek dibandingkan negara-negara lain yang telah berhasil membangun dan mengoperasikan kereta cepat.
"Saya sudah mencari-cari, ada atau tidak kereta cepat yang berhasil dengan panjang 140 kilometer. Dicari ke mana-mana tidak ketemu," ungkap Tony.
Tony menyebutkan, adapun negara-negara yang sukses mengoperasikan kereta cepatumumnya memiliki jalur yang panjang. Tiongkok membangun kereta cepat dengan panjang ribuan kilometer.
"Di Teheran (Iran) 400 kilometer, Thailand akan membangun 900 kilometer dari utara ke selatan, yang 140 kilometer tidak ada. Jepang membangun dari Tokyo ke Osaka 400 kilometer," kata Tony.
© Copyright 2024, All Rights Reserved