Wakil Ketua DPR Fadli Zon menilai Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2017 yang disusun oleh pemerintah masih kurang realistis. Sebab besaran nilai target, baik penerimaan sebesar Rp1.495,9 triliun dan alokasi belanja sebesar Rp2.070,5 triliun pada RAPBN 2017 masih terlalu tinggi untuk direalisasikan.
"Target 2017 itu tidak realistis, terlalu optimistis, dari sisi penerimaan, pertumbuhan, terlalu tinggi," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/08).
Menurut Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, orientasi pemerintah dalam pembangunan yang masih kepada infrastruktur menyebabkan tingginya alokasi belanja negara.
"Ini kan persoalannya pembangunan itu harus berorientasi kepada rakyatnya. Jadi rakyat punya kekuatan ekonomi, income, daya beli, bukan membangun-bangun jembatan, membangun jalan," kata Fadli.
Fadli menilai, pemerintah salah kaprah dalam mendefinisikan makna infrastruktur. Saat ini pengertian infrastruktur sudah sangat maju, sehingga banyak merambah sektor-sektor selain jalan dan jembatan.
"Sekarang direduksi seolah-olah infrastruktur itu membangun jalan sama jembatan. Itu salah kaprah sudah. Itu tidak banyak berdampak kepada ekonomi rakyat. Yang akan dia untungkan adalah industri otomotif, kapal besar, multi-national corporate. Itu susah," kata Fadli.
Fadli mengatakan, apabila orientasi infrastruktur dalam pembangunan terus dilakukan maka APBN pada 2017 tidak akan tepat sasaran.
"Anggapannya jika 2017 terjadi seperti ini lagi APBN tidak akan tepat sasaran. Karena orientasinya itu tidak kembali kepada ekonomi rakyat, tidak kembali kepada bagaimana memperkuat daya beli masyarakat, dan asumsi-asumsi itu fantastis," pungkas Fadli.
© Copyright 2024, All Rights Reserved