Pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA-200 dari Jakarta yang meledak sekitar 200 meter sebelah timur landasan pacu Bandara Adisutjipto Yogyakarta, Rabu, pukul 07.00 WIB.
Menurut Asisten Manajer Pelayanan Bandara Adisutjipto, Hanad Prayitno, kecelakaan itu berawal ketika pesawat mau mendarat dan mengalami masalah dengan roda, kemungkinan ban pecah. Akibatnya pesawat terus meluncur melewati jalan Akademi Angkatan Udara (AAU) dan melintasi parit hingga akhirnya meledak dan terbakar.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) memperkirakan terbakarnya pesawat Garuda GA-200 di Bandara Adisucipto, Yogyakarta, merupakan akibat lanjutan dari terperosoknya pesawat tersebut.
"Yang jelas kalau pesawat terperosok pasti menimbulkan akibat, dalam hal ini pesawat mendapat akibat lanjutan berupa munculnya api atau terbakar," kata Ketua KNKT Tatang Kurniadi.
Pihaknya belum dapat memastikan penyebab pasti kecelakaan yang menimpa pesawat yang dipiloti Capt. Marwoto Komar sebelum melakukan secure investigasi di lapangan. "Belum bisa memberikan keterangan pasti karena ada aturannya," kata Tatang yang tengah berada di Bandara Soekarno-Hatta untuk berangkat ke Yogyakarta.
Sebelumnya, beberapa pihak memperkirakan pesawat yang ditumpangi 133 orang itu mengalami {over speed}, akibatnya pesawat keluar landasan sebelum akhirnya dilalap api.
Mesin kanan pesawat dengan awak tujuh orang itu juga lepas dan diduga api berasal dari bagian tersebut. KNKT juga sebelumnya telah mengirimkan tim investigasi dari Solo ke Yogyakarta. Tim terdiri dari 12 orang dan dipimpin oleh Capt. Nur Cahyo Utomo.
Rencananya, investigasi akan dilakukan dengan mewawancarai awak pesawat dan penumpang selamat. "Untuk saat ini kami masih fokus melakukan evakuasi korban dan mematikan api. Setelah itu kami akan melakukan secure investigasi," katanya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved