Gubernur nonaktif Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho mengakui adanya pembicaraan dirinya dengan Patrice Rio Capella saat masih menjabat Sekjen Partai NasDem terkait kasus dana bansos Pemprov Sumut. Gatot menyebut, dalam pembicaraan itu, Rio Capella menyanggupi untuk membicarakan persoalan itu dengan Jaksa Agung HM Prasetyo.

Pernyataan itu disampaikan Gatot kepada wartawan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Kamis (22/10).

“Saya tidak pernah diperiksa (Kejagung) tapi dalam surat panggilan (terhadap pejabat Pemprov Ahmad Fuad Lubis dan Sabrina-red), saya sudah jadi tersangka. Tolong disampaikan duduk permasalahan pada Jaksa Agung, Rio bilang menyanggupinya," ujar Gatot.

Gatot mengaku syok dengan status tersangka yang dicantumkan dalam surat pemanggilan Kejagung terhadap 2 bawahannya itu antara tanggal 19 dan 20 Maret 2015. Sebab, Gatot sebelumnya tidak pernah diperiksa dalam kasus dugaan korupsi dana bansos, Bantuan Daerah Bawahan (BDB), Bantuan tunggakan Dana Bagi Hasil (DBH) yang ditangani Kejagung.

“Kenapa saya ditetapkan sebagai tersangka tapi belum pernah diperiksa apa-apa?" ujar Gatot

Gatot yang menilai penetapan status tersangka bermuatan politis lantas bertemu Rio Capella. "Saya lebih kepada curhat, persoalan bahwa saya tidak bisa kerja dengan tenang, karena banyak politisasi ke dalam," tuturnya.

Akan tetapi saat ditanya wartawan seputar uang yang diberikan kepada Rio Capella, Gatot tidak menjawabnya. Ia langsung berjalan.

Sekedar infromasi, Patrice Rio Capella ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK atas dugaan menerima uang dari Gatot Pujo Nugroho dan istrinya, Evy Susanti. Uang tersebut diduga untuk mengamankan kasus bansos di Kejati Sumatera Utara dan/atau Kejaksaan Agung. Gatot dan Evy juga sudah ditetapkan sebagai tersangka pemberi suap pada kasus yang sama.