Terhentinya roda pemerintahan federal Amerika Serikat (AS) diharapkan tidak berlangsung terlalu lama. Pasalnya, semakin “shutdown” berlangsung akan berdampak semakin besar terhadap perekonomian dunia.
Hal itu dikemukakan oleh Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo di Gedung Mahkamah Agung Jakarta, Kamis (03/10). “Kita harapkan tidak terlalu lama sehingga kemudian ada suatu kesepakatan untuk atasi shutdown itu," kata Agus.
Menurut Agus, jika pemerintah AS melakukan shutdown terlalu lama tentu saja dampaknya akan besar terhadap ekonomi dunia. Dampak tersebut akan dimulai dari AS sendiri, kemudian akan merambah ke negara terkait seperti Jepang dan Cina lalu ke Indonesia. “Selain berdampak ke negara lain, juga akan berdampak ke Indonesia, terutama di jalur perdagangan dan investasi," ujar Agus.
Agus berharap negara besar seperti AS dapat menyelesaikan masalah tersebut dengan cepat. Bukan hanya masalah kesepakatan anggaran dengan Kongres, tetapi juga terkait dengan kenaikan plafon pinjaman AS, karena hal itu merupakan satu kesatuan.
“Kalau seandainya shutdown berlanjut, kami meyakini akan berdampak pada ekonomi AS. Namun kalau hal itu terjadi tentu juga berdampak ke rencana pengurangan stimulus AS yang pasti akan dikaji oleh otoritas di Indonesia," jelas Agus.
Seperti diketahui, pemerintah AS melakukan shutdown atau menghentikan sementara layanan pemerintahannya. Hal ini terjadi karena kebuntuan politik di Kongres mengenai anggaran baru. Departeman Keuangan AS memperingatkan, negara itu terancam bangkrut jika hingga 17 Oktober, Kongres belum juga menemukan persetujuan terkait anggaran dan plafon pinjaman AS.
© Copyright 2024, All Rights Reserved