Presiden ketiga RI Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie menyoroti perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. Habibie berpesan kepada para ilmuwan muda Indonesia agar jangan hanya mengejar penghargaan seperti nobel tapi harus mampu menyelesaikan permasalahan bangsa Indonesia.
Dunia ilmu pengetahuan Indonesia memang banyak masalah, untuk itu Habibie mengingatkan, harus ada tekad dan komitmen bersama untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
"Yang kita kejar itu bukan Nobel. Tapi yang kita kejar yaitu selesaikan permasalan di Indonesia secara profesional. Enggak bisa diselesaikan satu orang satu generasi," kata Habibie usai pengukuhan Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) dan peluncuran buku Sains 45 di kediamannya, Patra Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat malam (19/08).
Habibie mengakui problem keterbatasan dukungan negara dalam pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. Meski begitu, Habibie minta para komunitas ilmuwan tak hanya berpangku tangan.
"Banyak masalah yang harus diselesaikan, tapi anggaran (ilmu pengetahuan) kita terbatas. Maka kita harus konsentrasi ke bidang yang disokong anggaran dan bidang lain yang dikembangkan peneliti kita di luar," kata Habibie.
Habibie mengatakan, dalam perjalanannya sebagai ilmuwan, dia hanya berpikir menyiapkan sumber daya manusia agar nantinya bisa menjadi andalan bagi masa depan bangsa.
Dia mengisahkan saat diminta kembali oleh Presiden Soeharto pada 1973 untuk pulang ke Indonesia, dia hanya ingin mengabdikan pada dunia ilmu pengetahuan di Tanah Air.
ALMI merupakan badan otonom di bawah Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI). ALMI didirikan untuk menjawab persoalan kurangnya wadah bagi ilmuwan muda terkemuka Indonesia dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan budaya ilmiah di Tanah Air. Pada Jumat (19/08), ALMI mengukuhkan 27 anggota baru dari berbagai bidang keahlian, baik dari sosial sampai sains.
© Copyright 2024, All Rights Reserved