Untuk yang kesekian kalinya, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bandarlampung, menggelar aksi unjuk rasa mengkritisi kebijakan Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla yang tidak pro rakyat. Mereka mengkritisi sejumlah kebijakan pemerintah yang dinilai tidak berpihak pada rakyat.
Demontrasi kali ini, Rabu (15/04), dipusatkan di depan kampus Universitas Bandarlampung, Jalan Zainal Abidin Pagaralam, Bandarlampung. Mereka memprotes Presiden Jokowi yang hanya banyak janji dan pencitraan.
"Jokowi banyak janji, tanpa realisasi. Banyak pencitraan tanpa tindakan. Jokowi adalah antek asing, antek Yahudi. Ini dibuktikan dengan penyerahan mekanisme penentuan harga BBM kepada pasar, yang tidak memberikan maslahat kepada rakyat, melainkan kepada pengusaha dan elit. Jokowi terbukti tidak berpihak kepada wong cilik," kata Zardinal Pratama, koordinator aksi dalam orasinya.
Presiden Jokowi dinilai sudah mengkhianati rakyat dengan menaikkan harga BBM dan sembako. "Kami menolak kenaikan harga BBM. Pemerintah harus menurunkan harga BBM dan bahan pokok, sebagai akibat naiknya BBM," ujar dia.
Mahasiswa HMI ini menuntut harga BBM murah dan harga sembako stabil kembali. Jokowi harus menepati janjinya waktu masa kampanye bukan sebaliknya mengkhianati rakyat yang telah memilihnya.
Para demontran juga menyoroti perpanjangan kontrak Freeport, di Papua. Menurut Zardinal, tindakan tersebut justru berarti negara sudah melegalkan tindakan pengerukan sumber daya alam oleh asing.
Selain berorasi di mimbar bebas tengah jalan, mahasiswa juga menggelar banner yang bertuliskan kekecewaannya atas pemerintahan Jokowi-JK. "Jokowi telah menghianati rakyat indonesia, dengan menaikan harga BBM, Jokowi tidak menepati janjinya saat kampanye," katanya.
Aksi demo ini mendapat pengawalan polisi, karena berada di jalur lalu lintas padat kendaraan. Polisi memberikan garis pembatas agar mahasiswa tidak berdemo ke tengah jalan agar tidak menimbulkan kemacetan lalu lintas.
© Copyright 2024, All Rights Reserved