Pemanasan global merupakan persoalan pelik bagi dunia dalam 10 hingga 20 tahun mendatang. Pemerintah, dunia usaha dan masyarakat perlu peduli dengan masalah pelestarian hutan dan lingkungannya. Bagaimanapun, hutan adalah nafas Indonesia.
Hal itu disampaikan pengusaha nasional yang juga pendiri kawasan konservasi Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC), Tomy Winata, usai acara pelepas-liaran 2 ekor harimau Sumatera, Panti dan Petir, ke habitat aslinya di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), Lampung, Selasa (03/03).
“Pemerintah adalah satu sisi, tapi dunia usaha dan masyarakat adalah sisi penting lainnya yang perlu peduli dengan masalah pelestarian hutan dan kesehatan lingkungan umumnya. Bagaimanapun hutan adalah nafas Indonesia,”ujar dia.
Pemilik Grup Artha Graha itu menambahkan, peran Indonesia di masa depan sangat besar sebagai benteng pemanasan global. Indonesia dengan jajaran ribuan pulau yang berjejer dari Sabang hingga Merauke, dari Alor hingga Mianggas, adalah penyangga utama ketika butiran es yang mencair dari Kutub Utara mengalir ke selatan.
"Indonesia dan dunia akan tertimpa pemanasan global apabila hutan, alam, dan laut Indonesia rusak.”
Terkait perjuangannya selama lebih dari 17 tahun dalam perawatan dan pelestarian hutan di Tambling, di ujung paling selatan Sumatera, Tomy menyebut hal itu sepenuhnya karena kecintaannya akan konservasi, cinta akan binatang dan cinta Indonesia.
"Kita sudah peroleh banyak dari negara ini, dan dipercayakan oleh negara untuk mengelola kawasan konservasi ini. Karena itu, kita harus berbuat sesuatu bagi negara,” tandas Tomy.
© Copyright 2024, All Rights Reserved