Kepala Staf Angkatan Laut Singapura Laksamana Muda Lai Chung Han, menyebut 3 negara, Indonesia, Malaysia dan Singapura sedang melakukan pembahasan mengenai patroli gabungan di Selat Malaka dan Laut China Selatan untuk menghadapi ancaman pembajakan kapal.
Seperti dikutip Channel News Asia, Senin (11/05), patroli bersama ini yang disebut sukses menekan kejahatan pembajakan di Selat Malaka. Akan tetapi, patroli ini juga menghadapi persoalan rumit dengan adanya persoalan klaim teritorial, antara Indonesia, Singapura dan Malaysia.
“Kapan akan direalisasikan, kami harap lebih cepat. Tapi, ada kekhawatiran dengan klaim yang diperebutkan," kata Lai.
Lai menegaskan, ketiga negara tidak ingin dihambat dengan persoalan klaim wilayah, serta fokus pada upaya mengatasi pembajakan, karena tidak ada yang akan diuntungkan jika pembajakan dibiarkan.
Lai juga menyebut, kekhawatiran tentang kemungkinan terjadinya kerja sama antara teroris dan pembajak, walau mereka memiliki tujuan yang berbeda.
Organisasi teroris Al Qaeda, disebutnya telah mengeluarkan seruan pada pengikut mereka untuk melakukan serangan pada kepentingan ekonomi barat, di jalur strategis laut termasuk Selat Malaka.
Lai mencontohkan pembajakan kapal tanker oleh teroris, yang kemudian mengubahnya menjadi bom mengapung. "Saya pikir itu sesuatu yang kami perhatikan seksama, bekerjasama dengan polisi penjaga pantai," terang dia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved