Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka inflasi pada Juni 2017 sebesar 0,69 persen. Menurut catatan BPS, kenaikan tarif angkutan udara (pesawat) menjadi salah satu penyumbang terbesar inflasi bulan ini.
Kepada pers, di Gedung BPS, Jakarta, Senin (03/07), Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan, pada periode Lebaraan tahun ini, harga bahan pangan jauh lebih terkendali. Sehingga sumbangannya terhadap inflasi jauh lebih rendah, sekitar 0,14 persen.
"Bahan makanan andil inflasi 0,14 persen. Bahan-bahan pangan yang biasa bergejolak di Lebaran, tidak terjadi pada Lebaran ini. Inflasi terjadi karena kenaikan harga sayur mayur, ikan segar 0,05 persen, bawang merah dan daging ayam ras masing-masing 0,03 persen," terang dia.
Sementara itu, untuk sektor transportasi, komunikasi dan jasa keuangan, menyumbang inflasi pada periode ini cukup besar yaitu 1,27 persen dengan andil terhadap inflasi nasional sebesar 0,23 persen. Menurutnya, sektor tersebut menjadi penyumbang paling dominan terhadap inflasi Juni 2017.
Adapun kenaikan tarif angkutan udara menyumbang 0,12 persen terhadap inflasi nasional. Sedangkan kenaikan tarif angkutan antar kota memiliki andil 0,08 persen dan kereta api sebesar 0,01 persen.
"Komoditas dominan menyumbang inflasi tarif angkutan udara 0,12 persen, cari tiket susah harga naik, semua mau beli. Tarif angkutan antar kota bus dan lain-lain mengalami peningkatan andil 0,08 persen, dan tarif KA andilnya 0,01 persen," imbuh dia.
Selain tarif pesawat dan angkutan kota, lanjut Suhariyanto, penyumbang inflasi pada periode ini adalah penyesuaian tarif listrik untuk pelanggan 900 voltampere (VA). Hal ini mengingat pada Mei 2017 merupakan penyesuaian terakhir terhadap tarif listrik pelanggan tersebut, sehingga dampaknya terasa hingga Juni 2017.
"Perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,75 persen dengan andil inflasi 0,18 persen. Dominan karena penyesuaian tarif listrik 900 VA dan tarif air minum PAM," tuturnya.
Kepala BPS menambahkan, untuk sektor makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau inflasinya sebesar 0,39 persen dengan andil terhadap inflasi 0,07 persen. Sementara untuk kue kering, nasi dan lauk, serta rokok kretek filter masing-masing andilnya 0,01 persen.
Selanjutnya, untuk sektor sandang inflasinya sebesar 0,78 persen dengan andil terhadap inflasi 0,05 persen, terutama disebabkan karena kenaikan harga baju muslim wanita dan perhiasan. Untuk sektor keshatan inflasinya 0,34 persen dengan andil 0,02 persen dan sektor pendidikan, rekreasi dan olahraga inflasinya 0,07 persen dengan andil 0,01 persen.
"Jadi, beda dengan pattern sebelumnya karena biasanya harga pangan yang memengaruhi, tapi ini lebih kepada harga yang diatur pemerintah (administred price)," tandas dia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved