Pemerintah Israel akhirnya membongkar kembali alat pendeteksi logam atau metal detector yang dipasang di titik-titik masuk kawasan Masjid Al-Aqsa di Yerusalem.
Keputusan tersebut diumumkan setelah Kabinet Israel menggelar pertemuan selama beberapa jam pada Senin (24/07) waktu setempat. Dilaporkan bahwa para pekerja sudah mulai membongkar metal detector sejak Selasa dini hari waktu setempat.
Keputusan itu diambil setelah Israel mendapat protes dan tekanan dari berbagai pihak. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Raja Yordania, Abdullah II menggelar pertemuan membahas krisis di Al Aqsa tersebut. Selama pertemuan dengan Netanyahu, Abdullah mendesak agar Israel menyingkirkan metal detector dari kawasan sensitif itu.
Presiden AS Donald Trump, juga mengirim utusan khusus Jason Greenblatt untuk membahas ketegangan di Yerusalem. Sementara utusan PBB untuk Timur Tengah Nickolay Mladenov mengingatkan kemungkinan memanasnya situasi.
“Sangat penting agar solusi untuk krisis ini ditemukan pada Jumat pekan ini. Bahaya di lapangan akan meningkat jika kita melewati salat Jumat berikutnya tanpa resolusi untuk krisis ini," kata Mladebov usai briefing dengan Dewan Keamanan PBB. Ia mengingatkan bahwa kekerasan dapat menyebar hingga ke luar Timur Tengah.
Sementara Israel mengatakna, pihaknya memutuskan untuk mengganti metal detector dengan alat-alat pemeriksaan cerdas yang tidak begitu menonjol. Disebutkan Kabinet bahwa pemerintah telah mengalokasikan 100 juta shekel (sekitar US$ 28 juta) untuk peralatan tersebut dan untuk tambahan aparat polisi. Tidak disebutkan lebih detail mengenai alat yang dimaksud.
Dilaporkan media lokal Israel, Haaretz dan The Times of Israel, sejumlah CCTV dipasang di Lions Gate, yang merupakan pintu masuk utama kompleks Haram al-Sharif, yang oleh umat Yahudi disebut sebagai Temple Mount, lokasi Masjid Al-Aqsa sejak Minggu (23/7) pagi.
Menurut media-media Israel lainnya, kamera CCTV itu memiliki kecanggihan mampu mengidentifikasi mereka yang membawa senjata, tanpa memerlukan alat pendeteksi logam (metal detector).
Otoritas Israel mulai memasang metal detector di titik-titik masuk kawasan Masjid Al-Aqsa setelah dua polisi Israel ditembak mati pada 14 Juli lalu. Tiga pelaku penembakan kemudian tewas ditembak aparat keamanan Israel.
Pemasangan metal detector tersebut memicu aksi protes besar-besaran dari pemerintah dan warga Palestina. Bahkan bentrokan mematikan terjadi di luar kompleks Masjid Al-Aqsa, Yerusalem, akhir pekan kemarin.
Otoritas Palestina melihat pemberlakuan langkah keamanan baru oleh Israel sebagai upaya untuk merebut kendali atas tempat suci itu. Presiden Palestina Mahmud Abbas bahkan membekukan seluruh komunikasi dengan Israel menyusul pemasangan alat pendeteksi logam itu.
© Copyright 2024, All Rights Reserved