Ancaman krisis listrik kini menghantui Jawa Tengah. Pada 2017 mendatang, provinsi itu diprediksi akan mengalami defisit listrik. Semua pihak diminta untuk mengantisipasi adanya kelangkaan pasokan listrik, jika tidak mampu membangun pembangkit listrik baru.
“Jateng akan defisit listrik pada 2017. Kami mau ikut dorong realisasi 35.000 mega watt,” kata Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di Semarang, Rabu (20/08) malam.
Menurut Ganjar, soal berapa nantinya pembangkit listrik menghasilkan alirannya itu tidak ingin diperdebatkan. Ganjar ingin pemda agar ikut merealisasikan pembangunan bisa lebih cepat, termasuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Kabupaten Batang. Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said mengatakan, persoalan pembangunan PLTU di Batang sudah hampir terlaksana. Hanya ada masalah kecil dari pembahasan petak lahan di sekitar lokasi dibangunnya PLTU. “Lahan nanti itu jadi pekerjaan rumahnya Gubernur Ganjar,” kata Sudirman.
Menurut Sudirman, pembangunan PLTU di Batang sedang disorot oleh dunia internasional. Jika pembangunan lancar, maka pemerintah dianggap serius untuk mewujudkan program 35.000 MW, hal juga berlaku sebaliknya.
“Itu (PLTU Batang) jadi sorotan seluruh dunia. Mereka tanya, PLTU Batang kapan jalan? Itu jadi sorotan,” ujar Sudirman.
Meski berbagai tantangan datang, Sudirman yakin pembebasan lahan akan berhasil diselesaikan pada akhir bulan ini. Sehingga groundbreaking pembangkit listrik berkapastitas 2 x 1000 MW itu bisa ditarget akhir Agustus ini. “Mudah-mudahan akhir ini bisa ground breaking,” ujar Sudirman.
© Copyright 2024, All Rights Reserved