Sebuah acara yang diluar agenda panitia, mengagetkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang tengah memimpin peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) di Lapangan Merdeka, pusat Kota Ambon, Maluku, Jumat (29/6) sekitar pukul 10.30 WIT.
Presidenpun memerintahkan agar aparat keamanan di Ambon, segera melakukan penyelidikan terhadap "tarian liar" yang diduga dilakukan simpatan Republik Maluku Selatan (RMS).
"Saya minta dilakukan investigasi," kata Presiden, seusai berlangsungnya acara tarian liar tersebut.
Sebenarnya hari itu berlangsung peringatan Harganas. Namun, taklama setelah Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu, menyampaikan laporannya, sekitar pukul 10.30 WIT tiba-tiba di Lapangan Merdeka muncul sekitar 30 orang yang menggunakan pakaian adat Maluku melakukan tarian Cakalele. Padahal, kegiatan ini sama sekali tidak direncanakan panitia.
Kontan tarian itu mengagetkan Presiden serta aparat keamanan, baik TNI maupun Polri serta para pejabat daerah yang hadir dalam acara tersebut. Kepala negara kemudian mengatakan, "Kalau tujuannya tidak baik, maka harus ada sanksi moral serta sanksi sosial. Kalau tujuan penari-penari itu lebih dari itu (di luar kewajaran), maka harus ada tindakan yang tegas".
Presiden mengku beberapa hari yang lalu telah mendapatkan informasi tentang adanya kemungkinan kegiatan liar, di luar rencana Panitia Harganas.
Usai kejadian tidak terduga itu, Pangdam XVI Patimura Mayjen TNI Sudarmaidy Suandi serta Kapolda Maluku Brigjen Gatot Setiawan serta Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Syamsir Siregar langsung turun tangan untuk memeriksa para “penari liar”.
Dari para penari liar tersebut, kedapatan membawa bendera RMS. Namun, bendera itu tidak berhasil dibawa ke Lapangan Merdeka karena begitu rombongan penari itu sampai di pinggir lapangan Merdeka sudah ditahan aparat keamanan.
Saat ini, aparat keamanan tengah melakukan pemeriksaan terhadap mereka untuk menyelidiki motif dari perbuatan tersebut. Detasemen 88 Polda Maluku telah mengamankan sedikitnya 24 orang penari liar tersebut.
Juru bicara Presiden, Andi Malarangeng mengatakan penari liar itu hanya satu kelompok kecil yang mencoba mengganggu jalannya acara, tapi aparat lebih sigap hingga mereka cepat diamankan. "Tidak perlu dibesar-besarkan. Yang jelas NKRI bagi masyarakat Ambon Maluku, merupakan harga mati, hingga kedamaian di Ambon tetap terpelihara," kata Andi.
© Copyright 2024, All Rights Reserved