Jumlah balita di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, yang mengalami keterlambatan dalam tumbuh kembang (stunting), tertinggi se-Jawa Tengah. Secara nasional, Brebes masuk dalam 10 besar daerah yang terbanyak kasus stunting.
Dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes, Sri Gunadi Purwoko, angka stunting di daerahnya pada tahun 2010 sebesar 47 persen. Setelah 2013 turun 37,2 persen. Angka itu masih lebih tinggi dari angka rata-rata nasional yang mencapai 32,7 persen.
“Tingginya stunting ini tidak hanya untuk orang miskin. (Anak) orang kaya yang stunting juga banyak. Faktornya ada perilaku orang tua dan lain sebagainya," terang Gunadi.
Mencermati kondisi itu, hari ini, Rabu (07/02), Kemenkes melakukan verifikasi ke sepuluh desa yang memiliki balita stunting tertinggi di Brebes.
“Sebenarnya ada 100 kabupaten kota se Indonesia yang data stuntingnya cukup tinggi. Di Jawa Tengah ada dua kabupaten yang tertinggi yaitu Brebes kemudian Pemalang," terang Direktur Kesehatan Masyarakat Lingkungan, Kemenkes Imran Agus N.
Besarnya jumlah anak stunting ini, kata Imran, salah satunya dipengaruhi oleh kondisi ekonomi keluarga. Dengan demikian penanganannya bukan hanya dari segi kesehatan, tapi juga melibatkan sektor lain seperti pendidikan dan lainnya.
"Kami melibatkan lintas sektor. Di tingkat desa, bagaimana dana desa dimanfaatkan, bagaimana peran PKK dan KB. Dari sisi ekonomi bagaimana ketahanan pangan. Semua kami libatkan," terang dia.
Imran menambahkan, stunting tidak hanya soal pertumbuhan fisik anak yang tidak sebanding dengan usianya. Stunting juga akan berpengaruh pada terganggunya tumbuh kembang intelektual anak. Ini bisa disebabkan karena kurang gizi selama kehamilan sampai berusia dua tahun. “Ini akan mengganggu tumbuh kembang fisik dan intelektual anak. Ini akan mempengaruhi produktivitas anak," terang dia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved