Kekuatan seorang Panglima TNI berada di anak buah. Karena itu seorang pemimpin harus mampu merangkul kekuatan tersebut agar soliditas TNI tetap terjaga demi tegak dan utuhnya NKRI.
Demikian ditegaskan Panglima TNI Jenderal TNI Dr. Moeldoko saat memberikan pengarahan dihadapan 375 peserta Apel Komandan Satuan (Dansat) TNI AL tahun 2015, di Graha Samudra Bumimoro, Surabaya, Selasa (27/01).
Seperti rilis yang diterima politikindonesia.com, Panglima TNI mengatakan, ada bermacam ragam gaya kepemimpinan. Akan tetapi, dari kesemuanya gaya itu tidak ada yang paling efektif selain gaya kepemimpinan demokrasi. Dimana gaya kepemimpinan ini kadang-kadang disebut juga gaya kepemimpinan yang terpusat pada anak buah (Employee Center), kepemimpinan dengan kesederajatan (Equilibrium), dan kepemimpinan konsultatif atau partisipatif.
Gaya kepemimpinan yang efektif tersebut dalam artian, gaya kepemimpinan yang dapat menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi dan kebutuhan bawahan yang dipimpinnya secara relatif lebih baik.
“Pemimpin yang hebat tumbuh bukan karena menegakkan peraturan yang keras, melainkan menebarkan pikiran dan semangat yang mengilhami pengikutnya untuk lebih baik,” ujar Moeldoko.
Moeldoko menyebut, gaya kepemimpinan lainnya adalah bergaya bebas. Dimana dalam gaya kepemimpinan ini, sedikit sekali menggunakan kekuasaannya atau sama sekali membiarkan anak buahnya berbuat sesuka hatinya. Pemimpin melimpahkan sepenuhnya kepada anak buahnya dalam menentukan tujuan serta cara yang dipilih untuk mencapai tujuan tersebut.
© Copyright 2024, All Rights Reserved