Kementerian Luar Negeri menyayangkan kunjungan rombongan jurnalis Indonesia ke Israel dan bertemu Perdana Menteri Benyamin Netanyahu yang kemudian dipolitisasi sebagai bentuk perbaikan hubungan Indonesia dan Israel.
"Kita menyayangkan jika kegiatan seperti ini disalahgunakan atau dipolitisasi untuk kepentingan lain karena pada intinya Indonesia tetap teguh memperjuangkan kemerdekaan Palestina dari Israel," terang Juru Bicara Kemenlu Arrmanatha Nasir kepada pers di Jakarta, Selasa (29/03).
Pernyataan Jubir Kemenlu itu menanggapi pemberitaan beberapa media Israel, seperti Times of Israel dan The Jerusalem Post, yang menuliskan PM Benyamin Netanyahu mengundang jurnalis Indonesia dan menyerukan bahwa Indonesia perlu membuka hubungan diplomatik resmi dengan Israel.
Arrmanatha mengatakan, Pemerintah Indonesia menyayangkan jika kegiatan tersebut disalahgunakan untuk kepentingan lain. Arrmanatha juga menegaskan bahwa kegiatan tersebut berkaitan dengan pihak swasta, dalam hal ini media nasional. "Kita tidak ada hubungan diplomatik, jadi tidak ada notifikasi," kata dia.
Berdasarkan data Kemenlu, kunjungan jurnalis Indonesia atas undangan pihak Israel ke negara tersebut telah dilakukan sejak 1994 dalam rangka promosi pariwisata dan bisnis.
Pada Senin (28/03), PM Netanyahu menerima 5 jurnalis senior dari media nasional di Indonesia yang berkunjung atas undangan Kementerian Luar Negeri Israel. Dalam pertemuan tersebut PM Netanyahu berharap bahwa kunjungan jurnalis Indonesia tersebut dapat membantu dalam mengubah hubungan Indonesia dan Israel.
“Sudah waktunya untuk menjalin hubungan resmi antara Indonesia dan Israel. Kita memiliki banyak peluang kerja sama bilateral, khususnya di bidang teknologi air dan teknologi canggih," ujar Netanyahu seperti dilaporkan Times of Israel, Selasa (29/03).
Netanyahu mengatakan, hubungan antara Jerusalem dan Jakarta akan menjadi persekutuan yang didorong oleh kepentingan bersama, yaitu menangkal ancaman terorisme dan faktor ekonomi.
Netanyahu mengatakan tiada lagi alasan bagi Israel dan Indonesia untuk tidak menjalin hubungan diplomatik. “Sudah saatnya mengubah hubungan kita karena alasan yang menghalanginya tak lagi relevan,” ujar dia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved