Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendukung ekspansi perusahaan Indonesia yang berbisnis di sektor perawatan dan perbaikan pesawat (maintenance, repair, and overhaul). Langkah ini efektif untuk membuka lapangan kerja, serta transfer pengetahuan dan teknologi.
Menteri Perindustrian, Saleh Husin, mengatakan, selain menguntungkan bagi perusahaan terkait, (ekspansi ini) juga menciptakan pasar bagi komponen pesawat Indonesia untuk masuk memasok kebutuhan suku cadang.
“Pengembangan industri perawatan dan perbaikan pesawat di Indonesia memiliki momentum yang tepat. Alasannya, bisnis jasa transportasi udara terus tumbuh,” kata Saleh Husin, Kamis (18/02).
Menurut Saleh, perusahaan penerbangan lokal maupun asing yang beroperasi di Indonesia dan sumber daya manusia (SDM)-nya telah mampu melayani kebutuhan perawatan pesawat.
Beberapa perusahaan perawatan dan perbaikan pesawat, seperti PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia, dan Lion Group, siap mengembangkan sayapnya. Misalnya, Garuda Maintenance Facility dan PT Bintan Aviation Investment tengah mengembangkan industri perawatan dan perbaikan pesawat di Bintan, Kepulauan Riau. Lokasi pengembangan industri itu dinilai tepat.
"Pemilihan lokasi ini tepat, karena dekat dengan Singapura dan kawasan itu merupakan sumbu lalu lintas udara. Pasarnya ada di situ," ujar Saleh.
Saleh mengatakan, pemerintah mendorong pengembangan industri perawatan, perbaikan, dan komponen pesawat, lewat insentif fiskal dan nonfiskal. Insentif tersebut diharapkan bisa menggenjot investasi dan mempercepat realisasi pembangunan fasilitas perawatan pesawat.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, I Gusti Putu Suryawirawan, mengatakan, wilayah Indonesia yang luas dan terdiri dari ribuan pulau membutuhkan transportasi udara, sehingga mendukung pengembangan industri perawatan, perbaikan, dan komponen pesawat.
© Copyright 2024, All Rights Reserved