Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) meminta masyarakat untuk waspada atas pembaiatan dan perekrutan kelompok radikal atau teroris melalui media sosial (Medsos). Sebab saat ini pembaiatan dan perekrutan tidak harus bertemu atau bertatap muka dengan pimpinan.
"Ini adalah salah satu bagian dari antisipasi tentang radikalisme, karena sekarang pembaiatan tidak harus tatap muka. Sekarang melalui medsos bisa," terang Kepala BNPT Komjen Suhardi Alius di sela sosialisasi pencegahan terorisme dan radikalisme saat Harlah Muslimat NU ke 71 di Gor Jayabaya Kota Kediri, Minggu (02/04).
Dikatakan Suhardi, salah satu cara menyebarkan virus teroris melalui medsos yakni dengan menyebarkan muatan negatif dengan ayat-ayat yang dianggap benar, secara intens. Sehingga saat terus menerus dicekoki, masyarakat akan percaya dan akan melakukan komunikasi secara intens dengan faham radikalisme ini.
"Dan antisipasi pembaiatan melalui medsos ini, kita ada kontra narasi dan kontra propaganda. Sehingga jika ada muatan negatif, kita konter dengan kontra narasi dan ini diimbangi dengan ahli agama dan pakar yang kita miliki," jelasnya.
BNPT memiliki cara mengantisipasi pembaiatan melalui medsos. Selain memiliki media untuk kontra narasi, BNPT menggandeng satgas Kominfo untuk membendung maraknya konten yang bemuatan negatif menggunakan ayat yang dianggap golongan radikalisme benar.
"Kami juga menggandeng Kominfo untuk membendung maraknya konten yang bemuatan negatif menggunakan ayat yang dianggap golongan radikalisme benar," tegas Suhardi.
© Copyright 2024, All Rights Reserved