Kementeria Pertanian mendorong Perum Bulog untuk dapat menyerap 3 hingga 4 juta ton gabah selama musim panen atau hingga Mei mendatang. Diprediksi hingga Mei, akan ada panen seluas 6 juta hektare atau 30 juta ton gabah. Banjirnya produksi ini dikhawatirkan akan membuat harga gabah semakin jatuh. Saat ini, harga gabah ditingkat petani sudah menurun tajam.
"Saat ini harga gabah mencapai Rp3.000 per kilogram (kg). Harga tersebut sudah berada di bawah rata-rata Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Padahal berdasarkan Inpres Nomor 5 tahun 2015 tentang pengadaan gabah dan beras, harga gabah di tingkat petani minimal Rp3.600 per kg," kata Menteri Pertanian Amran Sulaiman kepada politikindonesia.com di Kantor Kementan Jakarta, Kamis (10/03).
Amran menjelasnya, hingga Mei mendatang akan ada beras hingga 17,8 juta ton beras. Sebanyak 22 persen produksi ditargetkan masuk ke gudang Bulog. Pihaknya pun optimis Bulog dapat menyerap produksi hingga 4 juta ton. Karena tim di lapangan, baik para penyuluh dan Tim Upsus akan membantu pengadaan yang dilakukan Bulog.
"Untuk mempercepat penyerapan gabah kami bersama Kementerian Perdagangan dan Perum Bulog akan membentuk tim percepatan penyerapan beras yang langsung kami koordinasi. Sehingga harga gabah di petani bisa terjaga," ujarnya.
Menurunnya, pembentukan penyerapan gabah ini dilakukan setelah dirinya melakukan roadshow keliling Pulau Jawa beberapa waktu lalu dan menemukan anjloknya harga gabah di tingkat petani. Sehingga pihaknya berharap dengan pembentuk tim ini bisa menyelamatkan harga gabah.
"Kami berharap tim penyerapan gabah 2016 ini bisa harga gabah di tingkat petani, dimana panen-panen raya di sejumlah daerah mulai terjadi, dengan begitu hasil kerja petani bisa dirasakan manfaatnya," paparnya.
Sementara itu, Direktur Utama Bulog, Djarot Kusumayakti menambahkan, hingga saat ini stok beras di Bulog telah menyentuh 1,5 juta ton. Stok itu akan terus berjalan sebagai beras yang disalurkan untuk rastera. Untuk tahun ini menargetkan akan menyerap beras hingga 3,2 juta ton. Namun, pihaknya optimis dapat mencapai target pengadaan hingga 4 juta ton beras.
" Saat ini kondisi panen petani masih terlalu tinggi kandungan kadar airnya. Jadi kualitasnua jauh dari yang ditetapkan sehingga rendemennya bisa di bawah 50 persen dari biasanya 55 persen," tuturnya.
Dijelaskan, untuk mencapai penyerapan beras hingga 4 juta ton, pihaknya tak hanya bergantung pada petani. Tapi juga mengembangkan on farm sendiri. Targetnya tahun ini mencapai 250.000 hektare dengan produktivitas minimal 7 ton per hektare.
"Kalau soal infrastruktur, kami juga kerjasama dengan Pertani dan PT SHS yang juga memiliki pergudangan. Untuk tahun lalu, beras di gudang kami mencapai 2,7 juta ton," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved