Indonesia menjadi tuan rumah dalam pertemuan kelompok Sunni dan Syiah internasional dari 12 negara, yaitu Iran, Irak, Mesir, Jordania, Malaysia, Lebanon, Pakistan, Suriah, Turki, Arab Saudi dan Indonesia.
Konferensi Internasional Para Pemimpin Islam untuk Rekonsiliasi Irak tersebut akan dilangsungkan di Istana Bogor, Jabar selama dua hari. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan akan membuka acara tersebut Selasa (3/4) sore.
Pemerintah berperan sebagai fasilitator dan penggagas, sedangkan ulama Indonesia yang turut dalam konferensi tersebut berperan sebagai moderator. Dalam pertemuan itu ditargetkan sekitar 20 ulama yang sebagian berasal dari Timur Tengah hadir.
Para undangan antara lain adalah tokoh Syiah Iran, Sheikh Mohammad Mehdi Taskiri, Abdalsalam Al-Abadi mantan Menag Jordania, Mahmood Al Sumai Dai, tokoh Sunni Irak, Sekjen OKI, Ekmeleddine Ihsanoglu, dan Dato Seri Tan Sri Sanusi Junid yang merupakan Rektor Universitas Islam Antar Bangsa Malaysia.
Sementara itu, delegasi dari Indonesia adalah Maruf Amin (MUI), Mahfur Usman (NU), Syafii Maarif (Muhammadiyah), Yunahar Ilyas (Muhammadiyah) dan Jalaludin Rahmat (tokoh Syiah).
Juru bicara Presiden Dino Patti Djalal mengemukakan pertemuan tersebut dilakukan untuk menjembatani perbedaan-perbedaan pendapat antara Syiah dan Sunni di Irak, sehingga bisa hidup berdampingan dengan harmonis.
Pemerintah berharap dapat menciptakan kesatuan pandangan antara pemimpin umat Islam, baik dari kelompok Sunni maupun Syiah, sehingga dapat memberikan dorongan politik di Irak yang masih dilanda konflik sektarian.
Pemerintah berharap lanjut dia, berharap pemimpin Sunni dan Syiah dalam pertemuan Bogor bisa memberikan bimbingan moral bagi warga Irak, karena sejauh ini belum ada solusi politik di Irak, sementara korban terus berjatuhan.
© Copyright 2024, All Rights Reserved