Rupiah tertekan ke level terendah dalam lima pekan terakhir. Kondisi ini dipengaruhi laju pertumbuhan ekonomi yang mengecewakan. Prospek kenaikan suku bunga Federal Reserve ikut turut membebani rupiah di mana dollar kian menguat.
Rupiah melemah pasca libur dua hari dan pedagang bereaksi terhadap kenaikan greenback pasca komentar petinggi Federal Reserve yang menegaskan kenaikan suku bunga tahun ini.
Bloomberg, Senin (09/05), menyebutkan, rupiah turun 0,4 persen ke level Rp13.288 per US$1 pukul 10.25 WIB, yang merupakan penurunan di hari ketiga, sesuai dengan harga dari bank lokal. Ini akan mencapai level Rp13.315, atau terlemah sejak 31 Maret.
Senior foreign-exchange strategist Australia & New Zealand Banking Group Ltd, Khoon Goh, mengatakan, rupiah melemah mengikuti jejak Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal pertama lebih lambat dari yang diperkirakan, dan juga karena dolar menguat ke akhir pekan lalu.
“Saya melihat rupiah masih akan melemah hingga akhir tahun karena kebijakan Fed,” kata Khoon Goh.
Sebelumnya, PDB Indonesia bertambah 4,9 persen pada kuartal pertama dari tahun sebelumnya. Tetapi, jika dibanding kuartal tahun lalu lebih lambat dan jauh dari perkiraan para ekonomi yang disurvei Bloomberg pada angka 5,07 persen.
Sementara itu, para petinggi The Fed sebut saja Gubernur Fed New York William Dudley mengatakan dalam sebuah wawancara New York Times bahwa wajar jika mengharapkan dua kenaikan suku bunga AS tahun ini.
© Copyright 2024, All Rights Reserved