Tren partisipasi pemilih dalam menggunakan hak suaranya di setiap penyelenggaraan pemilu semakin turun. Pemerintah dan setiap penyelenggara pemilu berlu berupaya keras untuk menggenjot partisipasi warga dalam pemilu.
Hal tersebut disampaikan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi ketika memberikan sambutan pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) dalam rangka persiapan pelaksanaan Pemilu 2014, di Jakarta, Senin (26/08).
“Terjadi penurunan partisipasi masyarakat setiap penyelenggaraan pemilu. Kita ingin angkat partisipasi ini sehingga ada kecenderungan meningkat. Sinergi antara pemangku kepentingan penting untuk mengangkat itu,” ujar Mendagri.
Mendagri menyebut, belum ada kesimpulan pasti mengenai penyebab merosotnya kesadaran dan keinginan warga untuk menggunakan hak pilihnya. “Belum ada penelitian yang menjelaskan,” ujarnya.
Gamawan mengungkapkan, pada pemilu pertama Indonesia di era reformasi, yaitu Pemilu 1999, partisipasi pemilih mencapai 92,74 persen. Angka itu menurun pada Pemilu 2004 menjadi 84,07 persen. Pada Pemilu 2009, partisipasi terus merosot menjadi hanya 71 persen.
Fenomena turunnya partisipasi pemilih juga terjadi di pemilihan kepala daerah (pilkada). “Pada pilkada 2013 ini, tingkat partisipasi politik masyarakat berkisar antara 50 hingga 70 persen. Bahkan ada yang hanya 50 persen,” lanjut Gamawan.
Mendagri meminta semua pemangku kepentingan pemilu, mulai dari penyelenggara, pemerintah daerah, bahkan hingga TNI dan Polri ikut berpartisipasi meningkatkan demokratisasi pemilu. Dengan demikian, sambung dia, masyarakat bersedia menggunakan hak pilihnya tanpa tekanan. “Sehingga dari Pemilu 2014 nanti, kita dapat menghasilkan wakil rakyat yang memiliki legitimasi yang kuat,” tandas Mendagri.
© Copyright 2024, All Rights Reserved