Calon Presiden yang diusung PDIP, Nasdem, PKB, dan Hanura, Joko Widodo terlihat sangat kaku dan tegang pada saat mengikuti acara deklarasi kampanye berintegritas dan damai yang digelar di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (03/06) malam. Dalam acara yang disiarkan langsung beberapa stasiun televisi itu terlihat sangat aneh, ketika semua peserta deklarasi bertepuk tangan, namun Jokowi malah diam kaku.

Setidaknya demikian pandapat yang disampaikan pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID), Jajat Nurjaman, Rabu (04/06). "Belum lagi kita bicara jomplangnya pidato Jokowi dengan Prabowo. Prabowo dengan santai menyebut nama Jokowi, sementara itu Jokowi sama sekali tidak menyebut nama Prabowo. Jokowi juga terlihat aktif menghindari kontak mata dengan Prabowo," jelas Jajat.

Dalam pengamatannya, Jokowi juga terlihat tidak mengikuti panduan MC saat prosesi penandatanganan prasasti. "Ini baru acara bersifat nasional, bagaimana nanti kalau harus mewakili bangsa ini di kancah internasional?” tanya Jajat.

Bagi Jajat, ketegangan yang ditunjukkan Jokowi itu merupakan bukti bahwa ia belum siap untuk memimpin Indonesia. "Itu adalah bukti nyata bahwa Jokowi tidak pantas memimpin Indonesia," ujar dia.

Jajat juga menyinggung cara berpakaian Jokowi yang dinilainya kurang layak untuk dipakai dalam acara yang bersifat resmi. Kemeja kotak-kotak yang dipilih Jokowi terkesan tidak sopan, apalagi dengan lengan setengah tergulung. "Tidak layak rasanya melihat seorang Capres berdiri di atas panggung dengan seragam seperti itu, sementara semua peserta yang hadir memakai pakaian resmi, Jokowi malah memakai kemeja kotak-kotak dengan lengan yang tergulung. Ini menyimbolkan bahwa beliau tidak bisa membedakan sifat sebuah acara."

Jajat menilai, apapun alasan dibalik tingkah laku yang kaku tersebut, terlihat Jokowi tidak bisa mempresentasikan dirinya dengan baik. "Apapun alasannya, seorang Capres harus bisa merepresentasikan diri dengan baik, tidak bisa hanya mengedepankan pembangunan citra," tandas Jajat.