Setelah beberapa kali dalam pernyataannya menyerang Amerika Serikat (AS), kini Presiden baru Filipina, Rodrigo Duterte, menyatakan keinginannya mendekat dengan Negara Rusia dan Tiongkok,
Untuk itu Duterte berencana mengunjungi Rusia dan Tiongkok pada tahun ini. Kunjungan itu sebagai bentuk kebijakan luar negeri Filipina yang bebas dan beraliansi terbuka dengan dua negara tersebut.
Reuters, Selasa (27/09), menyebutkan, pada pekan lalu Duterte menyatakan akan mengunjungi Tiongkok meskipun hubungan kedua negara tersebut sedang "dingin.”
Hubungan Filipina dan China membeku pasca putusan Pengadilan Tetap Arbitrase atas Laut China Selatan. Putusan pengadilan arbitrase internasional memenangkan Filipina.
Selain itu mengunjungi Tiongkok, Duterte juga mengklaim Perdana Menteri Rusia, Dmitry Medvedev, juga mengharapkan kedatangannya di Moskow.
"Kami siap untuk membuka sisi lain dari penghalang ideologis dan beraliansi dengan China dan Rusia. Saya akan membuka peluang bagi mereka untuk melakukan bisnis dan perdagangan di Filipina," kata Duterte.
Senin kemarin, nilai mata uang Filipina yaitu Peso jatuh ke level terendah sejak tahun 2009 yang tentunya memengaruhi investor asing.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa retorika Duterte yang dikenal anti-Amerika – serta perangnya terhadap narkoba yang dianggap melanggar hak asasi internasional – merupakan penyebab kejatuhan mata uang itu.
© Copyright 2024, All Rights Reserved