Aksi kekerasan yang dilancarkan kelompok radikal belakangan ini, termasuk peledakan bom di Kalimalang, Kamis, bukanlah jihad. Tindak kekerasan atas nama apa pun tidak dapat dibenarkan. Kekerasan itu harus ada dasar yang jelas.
Sikap itu dikemukakan oleh Menteri Agama Suryadarma Ali disela-sela peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Pancasila Sakti, Jakarta, Jumat (01/10). “Kekerasan itu bukan jihad.”
Dikatakan Suryadarma, kekerasan itu harus ada dasar yang jelas. Jika ada yang menuding aksi itu timbul gara-gara sikap yang memusuhi Islam di Tanah Air, Menag mempertanyakannya
“Sekarang, siapa yang memusuhi Islam di Indonesia? Pemerintah tidak memusuhi Islam. Pemerintah tidak melarang ibadah orang Islam. Presiden Islam, Wakil Presiden Islam, para menteri banyak yang Islam. Mayoritas Islam, demikian juga gubernur, pejabat-pejabat di pemerintahan mayoritas Islam. Islam dan agama-agama lain di Indonesia berkembang dengan baik tanpa hambatan dari mana pun. Jadi, kalau ada gerakan yang mengatasnamakan Islam, tidak benar. Jihad seperti itu tidak berdasar pemikiran sama sekali," papar Suryadharma.
Di sisi lain, Suryadharma mengakui, gerakan radikalisme di beberapa tempat di Indonesia menunjukkan peningkatan. Suryadharma meminta seluruh masyarakat meningkatkan kewaspadaan.
Politisi Partai Persatuan Pembangunan tersebut juga mengutuk aksi terorisme yang dilancarkan di Indonesia. "Terorisme adalah suatu tindakan yang biadab, antikemanusiaan. Teror menebarkan ketakutan di antara warga negara. Jadi, sekali lagi, itu adalah perbuatan terkutuk dan biadab," tegas dia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved