Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengaku kecewa progres pembangunan smelter milik PT Freeport Indonesia masih jauh dari harapan. Freeport dinilai tidak menunjukkan komitmennya dalam menjalankan proyek strategis pemurnian mineral tambang tersebut.
Hal itu dikemukakan Sudirman usai menyambangi Ditjen Minerba Kementerian ESDM di Jakarta, Selasa (20/01). Dalam kunjungan itu Sudirman mengecek langsung laporan terhadap perkembangan renegosiasi tambang, khususnya persoalan PT Freeport Indonesia.
"Review terakhir progres smelter masih jauh. Dan bahkan saya tidak gembira. Saya kecewa karena tidak menunjukkan pertumbuhan," ujarnya kepada pers.
Sudirman mengatakan, informasi terakhir yang diperoleh, Freeport masih belum menentukan lokasi pembangunan smelter, padahal perusahaan tambang asal Amerika Serikat itu memiliki waktu besar mengingat nota kesepahaman amandemen kontrak punya periode selama 6 bulan.
"Ini dapat laporan tanah saja belum diputuskan. Padahal dalam rumusan MoU jelas pemerintah bisa putuskan perpanjangan kalau kemajuan renegosiasi ini ada kemajuan," papar dia.
Menteri ESDM menilai, dengan kapasitasnya sebagai perusahaan tambang terkemuka, seharusnya Freeport punya kemampuan membangun pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter). Namun, Freeport tak menunjukkan komitmen dan kesungguhan realisasikan proyek strategis tersebut.
"Mereka uang bisa, harusnya bisa tunjuk lokasi. Ini kan, sudah menjadi syarat firm yang memang wajib dijalankan. Kami nggak bisa tawar menawar soal smelter," tandas Sudirman.
© Copyright 2024, All Rights Reserved