Menteri Imigrasi Australia Peter Dutton mengecam Ketua Komnas HAM Australia itu Prof Gillian Triggs dan menuduhnya mengaitkan eksekusi terpidana mati Bali Nine dengan kebijakan perlindungan perbatasan Australia.
Sebelumnya, media setempat memberitakan, Prof Triggs berbicara di sebuah forum di Adelaide dan mengatakan, tidaklah mengejutkan kalau Indonesia tidak mau bekerja sama dengan Australia dalam isu hukuman mati.
Menurut Prof Triggs, sebab Indonesia menentang kebijakan Pemerintahan Koalisi di Australia yang mencegat dan mengusir perahu-perahu pencari suaka yang datang ke negara itu.
"Professor Triggs perlu menghadapi kamera wartawan hari ini dan mencabut pernyataan itu. Saya minta Professor Triggs untuk mempertimbangkan perasaan keluarga dua terpidana mati Bali Nine," kata Menteri Dutton.
Tidak ada transkripsi pidato Prof Triggs dalam forum tersebut, namun kantor Komnas HAM kepada ABC menjelaskan bahwa Prof. Triggs berbicara mengenai upaya Australia untuk menghapuskan hukuman mati di kawasan. Namun dia tidak mengait-ngaitkannya dengan pelaksanaan eksekusi Bali Nine.
Sebelum kecaman Menteri Dutton ini, Prof Triggs juga telah diserang pejabat-pejabat lainnya dalam Pemerintahan PM Tony Abbott. Mereka termasuk PM Abbott dan Jaksa Agung George Brandis.
Serangan terhadap Prof Triggs dilakukan pemerintah, setelah Komnas HAM merilis Laporan Kondisi HAM Anak-anak di Detensi Imigrasi bulan Februari lalu.
Pemerintah saat itu menyatakan kehilangan kepercayaan kepada Prof Triggs karena telah bersikap "bias dan partisan".
Namun Prof Triggs membantah tudingan itu dan menyatakan akan tetap memimpin Komnas HAM Australia hingga periode kepengurusannya berkahir.
© Copyright 2024, All Rights Reserved