Operasi lanjutan terhadap mata kiri penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan yang semula dijadwalkan dokter pada Jumat (20/10), ditunda. Penundaan operasi kedua ini atas pertimbangan medis.

Perkembangan perawatan Novel di Singapura tersebut disampaikan Kepala Biro Humas KPK Febri Diansyah kepada pers di Gedung KPK, Jakarta, Jumat. “Setelah lebih dari 6 bulan sejak Penyidik KPK, Novel Baswedan diserang usai salat subuh di mesjid dekat rumahnya, rencana operasi yang akan dilakukan hari ini ditunda karena proses pemulihan gusi yang terpasang di mata belum merata," terang dia.

Diketahui Novel telah menjalani operasi pertama pada 17 Agustus 2017 lalu. Operasi kedua diperlukan untuk memulihkan kondisi mata kirinya yang terluka parah akibat disiram air keras oleh dua orang peneror pada 11 April lalu.

Febri mengatakan, tim dokter yang menangani memperkirakan proses pemulihan gusi yang terpasang pada mata Novel ini masih memerlukan waktu satu atau dua bulan lagi. Setelah pulih, operasi tahap dua pada mata kiri Novel ini baru dapat dilaksanakan.

“Dokter mengatakan kemungkinan masih butuh waktu satu sampai dua bulan lagi untuk pelaksanaan operasi mata kiri," katanya.

Selain pengecekan retina, dokter juga melakukan pengecekan glaukoma. Sambil menunggu operasi, Novel yang kini masih dirawat di salah satu rumah sakit di Singapura rutin melakukan terapi.

"Untuk mata kanan perkembangan baik. Namun tetap harus dipasang hard-lense. untuk membantu penglihatan. Meskipun pemasangan lensa ini membuat penglihatan lebih jelas namun menurut dokter pemasangan ini tidak boleh dilakukan selamanya," katanya.

Seperti diketahui, Novel disiram air keras oleh dua orang tak dikenal usai menjalani salat subuh di masjid dekat rumahnya, Selasa (11/04) lalu. Akibatnya, Novel harus dirawat intensif di rumah sakit di Singapura karena kedua matanya terluka parah. Lebih dari enam bulan, sejak kejadian itu, kepolisian belum juga berhasil mengungkap dan membekuk pelaku maupun otak teror terhadap Novel.