Pemerintah menargetkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada tahun ini, 2017, mencapai Rp100 triliun. Lebih tinggi dibandingkan realisasi penyaluran KUR tahun 2016 yang Rp94 triliun.
Selama ini penyaluran KUR masih didominasi oleh sektor perdagangan. Oleh sebab itu, pemerintah mendorong agar penyaluran KUR pada tahun ini dapat bergeser ke sektor produktif sehingga lebih bermanfaat bagi perekonomian.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, sebagian besar atau sekitar 78 persen KUR disalurkan ke sektor perdagangan. Adapun sisanya, yakni 22 persen, disalurkan ke sektor produktif.
“Ke depan arahnya (penyaluran KUR ke sektor produktif) meningkat terus. Idealnya mungkin 80 persen,” kata Darmin di Semarang, Jawa Tengah, Jumat (31/03).
Sementara Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo juga menyoroti masih minimnya penyaluran KUR ke sektor primer atau produktif. Oleh karena itu, dirinya menyambut baik upaya pemerintah yang menggenjot penyaluran KUR ke sektor produktif.
“Nanti kalau (penyaluran KUR ke sektor produktif) sudah 40 persen akan diupayakan supaya sektor primer bisa naik lagi. Nantinya dalam jangka menengah KUR itu 80 persen ada di sektor primer, seperti pertanian, peternakan, dan nelayan,” kata Agus.
Anggota Komisi XI DPR Donny Imam Priambodo mengatakan, selama ini program KUR dipandangnya belum efektif. Sebab perbankan harus menyalurkan KUR sesuai dengan prosedur bank, namun lantaran petani belum bankable alias terjamah bank, maka hal ini menjadi masalah.
“Maksud pemerintah bagus, memberikan subsidi bunga, tapi tidak bisa diserap petani karena literasi keuangannya belum bagus,” pungkas Donny.
© Copyright 2024, All Rights Reserved