Pengrajin tahu tempe meminta masyarakat untuk bersabar dan memahami keputusan mereka untuk mogok produksi selama 3 hari, mulai Senin (09/09) hingga Rabu (11/09). Masyarakat konsumen diminta mengerti, bahwa gejolak harga yang terjadi disebabkan oleh kondisi tata niaga kedelai.
“Kalau teriak-teriak, ya sabar saja. Pedagang tempe tahu ya harus dihargai. Minimal tidak cerewet (menawar harga keterlaluan)," ujar Wakil Ketua II, Gakoptindo, Sutaryo, kepada pers di gedung KPPU, Jakarta, Kamis (05/09).
Kata Sutaryo, gejolak harga yang terjadi disebabkan salah satunya tata niaga impor. Hal itu sangat terpengaruh nilai tukar. “Dalam waktu singkat, harga yang tadinya Rp7.500 sekarang sudah Rp9.800, itu adalah hal yang sulit untuk kami menentukan harga secara kompak. Mudah-mudahan pembeli tidak cerewet," jelasnya.
Aksi mogok produksi, diakui Sutaryo, menimbulkan kerugian. Satu perajin rata-rata menghasilkan keuntungan Rp100.000 hingga Rp300.000 dalam sehari. Sementara itu, saat ini tercatat ada 115.000 pengrajin. "Kerugian bisa kita ukur maka mogok tidak lama-lama," imbuhnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved