Target pemerintah memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia, belum tercapai. Pada kuartal I 2015 pertumbuhan ekonomi justru melambat, hanya sebesar 4,71 persen. Angka ini jauh turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year), dimana ekonomi tumbuh 5,14 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin, mengatakan, Produk Domestik Bruto (PDB) nominal atas dasar harga berlaku tercatat sebesar Rp2.724 triliun.
Ia menyebut, perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global yang belum menggembirakan. Sumber sentimen negatif yang paling berpengaruh adalah perlambatan ekonomi Tiongkok dan Singapura, yang selama ini menjadi mitra dagang utama Indonesia baik ekspor maupun impor.
“Ekonomi Tiongkok turun dari 7,4 persen pada kuartal III 2014 menjadi 7,0 persen, sedangkan Singapura turun dari 4,9 persen menjadi 2,1 persen," ujar Suryamin di Jakarta, Selasa (05/05).
Dijelaskan, faktor lainnya yang turun menekan pertumbuhan adalah anjloknya harga komoditas ekspor dalam setahun terakhir. Ini menyebabkan turunnya daya tumbuh ekonomi nasional. Terutama untuk komoditas, dimana harga minyak dunia yang masih melemah.
Berdasarkan lapangan usaha, pertumbuhan paling tinggi terjadi pada industri pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 14,63 persen. Musim kemarau yang mulai berkurang dinilai menjadi faktor pendorong pertumbuhan industri tersebut. “Sementara secara kuartalan, sektor komunikasi dan informasi 3,06 persen dan jasa perusahaan 2,24 persen," katanya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved