Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengungkapkan insiden penembakan yang dilakukan anggota Satpolair terhadap rekannya di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, dilatarbelakangi soal kerja sama antar keduanya.
"Soal penembakan, saya sudah mendapatkan laporan dari Kapolda Sumatera Utara. Laporan itu menyebutkan antara korban dan pelaku ini ada hubungan kerja sama," kata Kapolri Jenderal Badrodin Haiti ditemui di Kementerian Pariwisata, Jakarta, Rabu malam (29/04).
Mengenai kerjasama tersebut, Badrodin tidak menjelaskan secara rinci. Namun, Badrodin mengatakan dari kerjasama kedua pihak tersebut tidak berjalan tidak lancar, sehingga terjadilah perisitiwa tersebut.
Badrodin menjelaskan, Mabes Polri telah mengerahkan tim, untuk menyelidiki terkait kasus polisi tembak polisi yang terjadi di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara.
"Sudah ada tim penyelidik sampai sekarang masih ditelusuri latar belakangnya apa, bagaimana rekonstruksinya, sesuai dengan keterangan para saksi. Hal ini dalam proses penyelidikan," kata Badrodin.
Menurut Badrodin, setidaknya ada dua kemungkinan pelanggaran yang sedang didalami. Pertama, pelanggaran tersebut dilakukan karena anggotanya sendiri. Kedua, ada faktor kelalaian dari pimpinan yang lemah mengawasi anggotanya dalam menggunakan senjata api.
"Kalau ada faktor kelalaian dari pimpinannya, maka pimpinannya harus ikut bertanggungjawab," ujar Badrodin.
Namun, ternyata berdasarkan laporan yang diterima Kapolri kasus tersebut bukan karena kelalaian oleh pimpinannya, melainkan karena motif pribadi. "Karena ini pribadi, tidak ada unsur pengawasan tentu yang bertanggung jawab itu pribadi," kata Badrodin.
Sebelumnya, Briptu Suprianto Sigiro menembak mati rekannya, Brigadir Dedi Sofyan Kurniawan. Aksi brutal pelaku terjadi dikediaman Dedi di Jalan Karya, Gang Mesjid, Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, Rabu (29/04).
Setelahnya menembak rekannya hingga tewas akhirnya pelaku juga melakukan bunuh diri. Aksi penembakan terhadap Dedi diketahui istri korban.
© Copyright 2024, All Rights Reserved