Kepolisian mencatat setidaknya ada 1.242 Warga Negara Indonesia yang menjadi simpatisan kelompok ISIS. Dari jumlah tersebut, 383 WNI terlibat ISIS di Suriah, 75 WNI berencana akan pergi ke Suriah, 54 WNI meninggal di Suriah, dan 47 WNI sudah kembali dari Suriah.
Data tersebut diungkapkan Wakabaintelkam Polri Irjen Lutfi Lubihanto di Seminar Sekolah Sespimmen Dikreg-56 di Auditorium PTIK, Jakarta , Selasa (11/10).
"Bagaimana mengenai jaringan (terorisme) di Indonesia. Ada beberapa kelompok masyarakat, ada 1.242 orang simpatisan ISIS yang terdata. Kami mengelompokkan kelompok inti dan simpatisan," ujar Lutfi.
Lutfi menyebut, bentuk perjuangan mereka melegalkan fai untuk perjuangan ISIS di Indonesia. "Bagi yang tidak setuju dengan ISIS, darah mereka halal untuk dibunuh. Para mujahid yang diam dengan adanya baiat dari ISIS maka dianggap murtad," ujar Lutfi.
Lebih jauh Lutfi mengatakan, mengacu pada survei Pew Research Center, 65 persen masyarakat Indonesia merasa ISIS adalah ancaman menakutkan dibanding kejahatan internasional yang lain.
"Propaganda ISIS yang dibangun melalui media sosial menimbulkan motivasi para jihadis di berbagai negara. Luasnya wilayah Indonesia dan banyaknya pintu masuk maupun keluar serta kurangnya pengawasan petugas, dimanfaatkan untuk berjihad ke Suriah," jelas Lutfi.
Lutfi menyebut, upaya penegakkan hukum masih terkendala keterbatasan regulasi sehingga upaya penanggulangan terhadap kelompok tersebut tidak dapat dilakukan secara maksimal. "Saran saya supaya pemerintah segera merevisi UU pemberantasan teroris, optimalisasi dan penekanan ego sektoral antar lembaga menyikapi permasalahan radikalisme dan terorisme," ujar dia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved