Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi pada bulan Mei 2016 akan berkisar diangka 0,19 persen. Hal ini membuat laju inflasi tahunan menjadi 3,3 persen. Angka itu semakin rendah di bawah prediksi bank sentral dan pemerintah.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, meskipun laju inflasi semakin terjaga hingga tengah tahun, tekanan kenaikan harga beberapa komoditas barang makanan dengan harga yang bergejolak (volatile food) menjelang Ramadan dan Lebaran harus tetap diwaspadai.
“Kita melihat bahwa tekanan di hortikultura seperti cabai sudah lebih turun. Namun untuk daging ayam, memang masih perlu diperhatikan," ujar dia kepada pers di Jakarta, Jumat (27/05).
Inflasi tahunan hingga akhir April tercatat sebesar 3,6 persen, setelah pada bulan keempat tersebut terjadi deflasi 0,45 persen. Menjelang tren konsumsi tinggi pada Ramadan dan Lebaran pada Juni 2016, Agus mengatakan BI sudah berkoordinasi dengan Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Pertanian untuk menjaga pasokan dan distribusi bahan pokok.
Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) juga sudah disiagakan untuk mengontrol laju inflasi di daerah yang kerap tak terkendali.
Hasil kajian TPID yang melibatkan bank sentral dan pemerintah, 5 komoditi pengerek inflasi harus diwaspadai, yakni beras, daging sapi, bawang merah, cabai dan berbagai variannya, serta daging ayam.
Gubernur BI melihat, tekanan inflasi akan membayangi pada puasa dan lebaran karena konsumsi masyarakat juga akan beranjak pulih. Salah satu pemicunya, pencairan gaji ke-13 dan ke-14 untuk karyawan yang akan mengerek naik daya beli.
“Jadi memang (konsumsi) sedikit menurun, namun kita melihat bahwa kalau nanti gaji ke-13 dan ke-14 dbayarkan Juni 2016. Tentu ini akan membantu pengeluaran jadi artinya konsumsi akan lebih baik," tandas dia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved