Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) memproyeksikan produksi batu bara akan turun menjadi sekitar 360 juta ton hingga 390 juta ton hingga akhir Desember 2015 mendatang. Jumlah tersebut anjlok 21,4 persen dibandingkan tahun 2014 lalu.
Perkiraan volume tersebut lebih rendah sekitar 15,3 persen bila dibandingkan target Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang mematok produksi sebesar 425 juta ton. Bahkan, bila dibandingkan dengan realiasasi produksi batubara di tahun 2014 sebesar 458 juta ton, proyeksi tersebut anjlok 21,4 persen.
“Faktor utama turunnya produksi batubara nasional lantaran harga jual yang terus mengalami penurunan. Sehingga, sebagian besar perusahaan tambang menurunkan kapasitas produksinya untuk meminimalkan dampak kerugian,” kata Ketua Umum APBI Pandu P Sjahrir, kemarin.
Menurut Pandu, sekitar 60 persen dari total produsen tambang menurunkan rencana produksinya. APBI memprediksi sampai akhir total volume mencapai 360 juta ton hingga 390 juta ton.
Adapun jumlah produsen batubara baik pemegang konsesi perjanjian karya pengusahaan pertambangan batubara (PKP2B) dan izin usaha pertambangan (IUP) status produksi mencapai sekitar 1.000 perusahaan. Sedangkan jumlah eksportir terdaftar (ET) batubara mencapai mencapai 316 perusahaan hingga April lalu.
Sementara, Harga batubara acuan (HBA) per Mei 2015 sebesar US$61,08 per ton, atau turun 5,3 persen ketimbang HBA April sebesar US$64,48 per ton.
“Rendahnya harga jual batubara diprediksi masih berlangsung lama mengingat masih lemahnya permintaan terutama dari Tiongkok. Harga jual batubara saat ini sudah dibawah biaya pokok produksi," kata Pandu.
Sementara, GM Exploration PT Bhakti Coal Resources Waskito Tanuwijoyo mengatakan, produksi perusahaannya diprediksi bisa lebih rendah 40% dari target produksi sebanyak 2,8 juta ton per tahun. Sebabnya, permintaan pasar ekspor masih belum bergairah, sedangkan kebutuhan juga dalam negeri masih kecil.
"Target produksi perusahaan sih tetap, tapi karena market tidak menyerap produksi, maka akan turun dengan sendirinya. Tampaknya, pasar coal tahun ini lebih jelek dibandingkan tahun sebelumnya," kata Waskito.
Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Batubara Kementerian ESDM Adhi Wibowo mengatakan, sejumlah PKP2B sudah mengajukan revisi rencana kerja anggaran dan belanja (RKAB) untuk penurunan rencana produksi 2015.
"Sedangkan kami inventarisasi perusahaan apa saja yang turun produksinya," kata Waskito
Waskito mengatakan, pemerintah masih berupaya produksi batubara nasional tetap stabil sehingga penerimaan negara tercapai sesuai target. Sepanjang Januari hingga April 2015, produksi batubara mencapai 130 juta ton, atau turun 11,56 persen ketimbang tahun lalu pada periode yang sama sebanyak 147 juta ton.
© Copyright 2024, All Rights Reserved