Kerusuhan pecah di Baltimore, kota terbesar di negara bagian Maryland, Amerika Serikat, Senin (27/04), usai pemakaman Freddie Gray, 25, seorang tahanan kulit hitam yang tewas di penjara. Massa yang selesai menyambut pemakaman tahanan yang terbunuh itu berubah beringas.
Sebagaimana dilansir AFP, Selasa (28/04), aksi rusuh yang diwarnai kekerasan ini terjadi setelah pemakaman Gray dan meluncurnya pesan dalam media sosial yang mengumumkan "pembersihan" setelah jam pulang sekolah.
Istilah "pembersihan" atau dalam bahasa Inggris setempat disebut "purge" adalah kata slang yang bermakna aksi acak dari pelanggaran hukum.
Polisi setempat menyatakan 7 personelnya terluka akibat lemparan batu-batu bata dan botol dari pemuda setempat. Mereka menghancurkan satu kendaraan polisi di dekat Mall, tak jauh dari New Shiloh Baptist Church tempat prosesi pemakaman Gray. "Ada tujuh petugas yang terluka. Mereka mengalami patah tulang," kata polisi Baltimore, Kapten Eric Kowalczyk.
Polisi menembakkan gas air mata untuk meredam aksi massa yang kian brutal. Satu orang ditangkap polisi. Akibat kerusuhan ini, kampus University of Maryland dan sejumlah kantor bisnis diminta tutup lebih awal.
Gray meninggal pada 19 April yang lampau karena menderita cidera tulang belakang parah. Kematian Gray terjadi sepekan setelah penangkapannya di Baltimore, kota di utara Wahington itu.
Kematian Gray menyulut aksi demonstrasi sepanjang akhir pekan ini. Polisi menyatakan 34 orang sudah ditangkap.
Kematian Gray adalah satu dari rangkaian konfrontasi antara kelompok Afro-Amerika dengan pihak polisi, termasuk tembakan fatal terhadap remaja di Ferguson bernama Michael Brown pada waktu yang telah lampau.
© Copyright 2024, All Rights Reserved