PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) mengklaim gangguan teknis sarana layanan KRL commuter line semakin menurun dari tahun ke tahun. Gangguan teknis sarana yang dimaksud tidak termasuk dengan gangguan teknis di luar sarana yang bukan ranah PT KCI selaku operator layanan KRL.
"Jadi, upaya PT KCI selaku operator menurunkan gangguan dari sisi sarananya cukup berhasil. Kalau dari sisi non sarana, kami susah memprediksinya," kata Direktur Utama PT KCI Muhammad Nurul Fadhila saat menggelar konferensi pers di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Kamis (04/01).
Fadhila menjelaskan, jumlah gangguan teknis sarana pada 2015 lalu sempat mencapai angka 43 kejadian pada bulan Juli, sekaligus menjadi yang tertinggi dari bulan lain sepanjang tahun tersebut. Sedangkan gangguan teknis tahun 2016 jumlah tertinggi menyentuh angka 37 kasus yang terjadi bulan April.
Sedangkan data tahun 2017 memperlihatkan peristiwa gangguan teknis sarana tertinggi adalah 13 kasus pada bulan September lalu. Grafik gangguan teknis sarana semakin menurun hingga penghujung tahun 2017.
Adapun yang termasuk gangguan teknis nonsarana di antaranya pohon tumbang yang mengenai instalasi kelistrikan KRL hingga mati listrik seperti yang terjadi beberapa hari lalu. Untuk gangguan teknis nonsarana seperti itu, hal tersebut di luar kuasanya dan sulit diprediksi kapan akan terjadi.
"Pada tanggal 2 terjadi gangguan listrik, 14 gardu padam. Itu susah, dan pasti mengganggu semua. Kalau 14 gardu padam, setengah dari seluruh relasi kami terganggu semua," kata Fadhila.
© Copyright 2024, All Rights Reserved