Rapat Paripurna Terbuka di Ruang Sidang Utama DPRD Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, seperti menjadi ajang 'penghukuman' bagi Partai Demokrat. Saat Juru Bicara Fraksi Demokrat, Didik Suratman membacakan sikap fraksinya, ruangan menjadi gemuruh.
"Huu..Ora Payu..Ora Cetho..minggat soko Yogya wae (tidak laku, tidak jelas, pergi saja dari Yogya)," teriak para warga, pengunjung di balkon lantai dua ruang sidang.
Dalam rapat Rabu (12/01) itu, Partai Demokrat mendapat giliran ketiga dalam penyampaian pernyataan sikap dalam sidang paripurna ini. Saat Didik mulai membacakan penyataan fraksinya, para pengunjung terus meneriakkan kata-kata bernada kecaman.
Tak cukup sampai di situ, massa yang hadir ke ruang sidang juga membentangkan poster yang menyindir pemerintah. Semua itu praktis menjadi tekanan bagi para anggota Dewan dari partai yang kelahirannya dibidani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu.
Entah karena gugup, atau tak siap, dalam sidang ini, Fraksi Demokrat tak tegas menyatakan sikapnya terkait Keistimewaan Yogyakarta. Hingga akhir pernyataannya, Didik sama sekali tidak menyebutkan sikap tegas Partai Demokrat. Apakah mendukung penetapan atau pemilihan gubernur dan wakil gubernur DIY.
Didik hanya menyatakan: "Kami akan mengikuti mekanisme dan Undang-Undang yang digariskan Pemerintah dan DPR."
Akibatnya, sorakan keras para warga yang hadir kembali terdengar. Mereka meneriaki para wakil rakyat dari partai pemenang Pemilu 2009 itu.
© Copyright 2024, All Rights Reserved